Selasa, 03 Februari 2015

Fanfiction One Ok Rock Waiting For You Just Wasting My Time




“Cepatlah tidur. Agar kau tak terlambat di pertemuan kita esok hari” Kata Taka dari seberang.

“Baiklah sampai bertemu di stasiun besok. Bye” sahutku

“Jangan sampai tidak datang ya! Byee!”

Klik
 
Hatimu sedang berbunga-bunga malam ini. Kau habis ditelepon oleh seseorang yang kau sukai, ehem dan dia menyukaimu juga sepertinya. Namanya Taka. Memang ada yang aneh karena kalian belum pernah saling bertatap muka atau saling menyapa, tapi kalian saling menyukai.

Kalian bertemu lewat online chatting dan ternyata minat kalian berdua cocok satu sama lain. Selama tiga minggu kalian saling berkirim pesan hingga bertukar nomor ponsel. Saling bertukar foto yang kalian kirim lewat ponsel. Saling menyapa lewat suara dan memutuskan untuk bertemu.

Huaaaah… rasanya kau tidak sabar menunggu esok pagi datang. Kau merasa dadamu ada rasa membuncah bahagia. Sebentar lagi kau akan bertemu dengan lelaki yang mungkin sebentar lagi menjadi pangeranmu. Kau buka lemari bajumu kau pilah pilih satu diantara yang terbaik untuk kau kenakan besok.
Sambil menatap langit dari jendela kamarmu yang masih terbuka tirainya kau bergumam kecil,
“Tuhan aku senang sekali”

—-

Keesokan hari.

Pukul 7 pagi kau sudah siap dengan pakaian terbaikmu. Kau sudah berdandan cantik. Rupanya hatimu sudah tak sabar bertemu dengan Taka, terbukti daritadi pagi saat kau bangun tidur dadamu selalu berdegup kencang.

“Tuhaaaaan aku gugup sekali hari ini” batinmu dalam hati.

Kalian berjanji untuk bertemu di stasiun pukul 9. Tapi kau sudah tidak sabaran rupanya, hingga akhirnya kau raih sepedamu dan mencoba mempercepat waktu dengan berputar-putar di kompleks rumahmu. Kau merasa waktu berjalan sangat lambat, kau merasa bahwa kau telah bersepeda selama ratusan kali tapi waktu tak kunjung beranjak cepat.

Waktu di jam tanganmu menunjukkan pukul setengah sembilan. Dengan semangat kau kayuh sepedamu menuju stasiun tempat kalian berjanji untuk bertemu.

Pukul 9.

“Ahhh jam 9 tepat, untung aku tidak terlambat, apa dia sudah datang ya..?” kau bergumam kecil.
Kau menuju salah satu bangku kosong dan duduk disana. Kau amati sekitarmu lalu lalang kesibukan orang-orang di hari libur ini. Disampingmu ada seorang ibu yang membawa putrinya yang masih bayi, kau mencoba beramah tamah dengan ibu disebelahmu.

“Lucu sekali, berapa usianya?”

“Oh terimakasih Nona, usianya baru 7 bulan” Jawabnya sambil tersenyum

Dan kau terlibat percakapan ringan dengan ibu disampingmu karena kau memang punya pribadi yang hangat jadi kau mudah sekali akrab dengan orang yang baru kau kenal. Membicarakan hal apapun dan tentang apapun.

Kereta tujuan ibu di sebelahmu tiba, kau berpisah dengan sang ibu setelah sebelumnya kau menggoda dan bermain-main dengan putrinya. Kini kau sendirian lagi. Menunggu calon pangeranmu datang.

Pukul 09.10.

“Apa dia sudah datang ya? Ah lebih baik kuhubungi dia”

Nomornya tidak aktif.

Kau masih berpikir positif, mungkin ponselnya sedang lowbat. Mencoba membunuh waktu kau bermain dengan ponselmu. Kau buka inbox dan kau baca satu persatu pesan masuk yang ada di ponselmu. Bosan dengan tulisan yang kau baca, kau membuka gallery foto di ponselmu, penuh sekali dengan foto-foto Taka. Dengan berbagai gaya yang lucu, manis, dan konyol... semua kau lihat dengan hati berdebar-debar. Makin lama kau tatap foto-foto Taka makin gugup pula dirimu menunggu kehadirannya.

Pukul 10

Kau mulai gelisah. Bertanya-tanya apa dia baik-baik saja di perjalanan. Terlambat satu jam masih bisa diterima, karena hari libur kemungkinan kehabisan tiket atau tidak kebagian kereta.

Ada kereta datang dari arah kota dimana Taka tinggal. Kau berharap salah satu penumpang yang keluar dari gerbong kereta api adalah dia. Matamu menelusuri seorang demi seorang mencari sesosok laki-laki yang ciri-cirinya mirip sembari menghubungi nomor ponselnya.

Sial!!

Kenapa masih tidak aktif? Bagaimana kalau ia tidak menemukanku?

Masih mencoba menghubungi dan mengirim pesan teks, hingga akhirnya kereta telah berjalan meninggalkan stasiun. Suasana kembali agak lengang dan kau menyadari dia tidak ada di kereta ini.

Menunggu lagi.

Pukul 11

Kereta datang lagi dari arah kota Taka tinggal. Kau melakukan hal yang sama dengan sebelumnya. Lagi-lagi nihil.

Seseorang mendekatimu dan menyapamu. Oh seorang pekerja di stasiun. Pria paruh baya ini sangat ramah terhadapmu. Bertanya kabar dan menanyakan hendak kemana kau pergi, saat kau jawab kau sedang menunggu seseorang dengan tiba-tiba pria itu tersenyum dan berkata,

“Aku tahu nona sedang menunggu kekasih. Ah anak muda sekarang, tak kalah romantis seperti anak muda jaman dulu hahaha”

“Hahahahaha…”

Aku ikut tertawa, terus terang kelakar pria itu lucu sekali. “Pria yang baik, ramah dan lucu persis seperti ayahku” pikirmu.

Pria pekerja stasiun pun berpamitan padamu untuk melanjutkan tugasnya setelah beberapa saat berbincang denganmu, kau mempersilahkannya. Kau melirik jam tangan di pergelangan tangan kirimu.

Pukul 11.30

Kau mulai bosan, tapi kau tetap teguh pendirian untuk menunggu dan masih menunggu.


Pukul 12.00

Lagi-lagi kereta datang. Masih mencoba menghubungi ponselnya yang kau tak tahu kapan akan diaktifkan kembali olehnya. Orang-orang keluar dari gerbong kereta dan kereta mulai meninggalkan stasiun.

Dan hal yang bisa kau lakukan saat ini, hanya menunggu.


Pukul 13.00

Tidak ada kereta datang dari arah kota Taka. Hatimu sudah tidak tenang. Kau kecewa. Amat sangat kecewa. Harapanmu melayang entah kemana.

Kau memutuskan untuk tidak menunggu kedatangannya lagi. Kau menyerah untuk tetap tinggal di stasiun untuk kehadirannya. Kau berdiri lemas, langkahmu gontai. Kau merasa seperti tak kuat berdiri. Kau lelah akan penantianmu selama 4 jam di stasiun ini.

Langkah menuntunmu kearah dimana sepedamu berada, kau ambil dan kayuh pulang menuju rumah. Kau tidak mungkin menangis dalam perjalanan, selain disangka kau adalah orang yang tidak waras tapi airmatamu memang tak bisa mengalir entah mengapa.

Rumah telah ada didepan matamu. Kamar. Ya kamar adalah tujuan paling nyaman sedunia untuk menenangkan hatimu yang sedang kalut. Kau mulai bisa menangis di kamarmu, kau biarkan air matamu mengalir sebanyak-banyaknya sepuas hatimu. Kau merasa kau dibohongi oleh Taka, lelaki yang kau kagumi. Dan setelah kejadian yang baru saja kau alami hatimu merasa kehilangan perasaan terhadap Taka. Kau mulai tertidur karena lelah menangis.


Pukul 18.00

Nomor ponsel dari Taka baru saja diaktifkan olehnya. Karena bertubi-tubi pesan teks masuk ke ponselmu. Kau abaikan saja ponselmu yang berbunyi, entah bunyi pesan teks maupun telpon masuk. Kau sembunyikan ponselmu di bawah tumpukan bantal agar bunyinya tidak mengganggu hatimu.

15 menit kemudian ponselmu berhenti berdering, hatimu mulai tergerak untuk membuka pesan teks. Dapat kau lihat terkejutnya Taka di setiap pesan teks yg dia kirim untukmu.

“Hey maaf, ponselku baru saja aktif, ponselku bermasalah”

“Ya Tuhaaan, aku baru tahu kalau kau menungguku selama itu, apa kau baik-baik saja?”

“Hey aku minta maaf, benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemuimu tadi pagi”

“Oh come on, tolong balas pesanku. Apa kau marah padaku?

“Hey aku benar-benar serius minta maaf, tolong beri aku penjelasan sedikit. Jangan marah padaku. Please…”

Dan 22 panggilan tak terjawab.

Kau hanya menatap nanar ponselmu. Antara sedih, kecewa, marah, dan tidak tega berkecamuk dihatimu. Kau duduk termangu di atas tempat tidurmu dan menatap langit di jendela yang belum tertutup tirainya.


Keesokan hari.

“Tringg” Pesan teks baru di ponselmu.

Kau baca pesannya dari nomor asing,

“Hallo aku Toru, aku teman Taka. Boleh aku bertanya apakah benar kau menunggu kedatangan Taka di stasiun kemarin?”

Kau menghela nafas,

Pusing dengan kehadiran teman dari lelaki yang ingin segera kau lupakan. Taka memang pernah menceritakan tentang salah satu temannya yang bernama Toru, jadi nama itu sudah tak asing lagi buatmu. Dan dia tahu nomor teleponmu.

“Benar” Dengan malas kau tulis singkat di pesan teks yang kau balaskan ke nomor teman Taka.

“Benarkah hingga 4 jam kau disana?”

“Begitulah”

“Ya Tuhaaaan, kalau tahu begitu lebih baik aku yang menemuimu kemarin” Pesan teksnya masuk begitu cepat.

“Memang ada keperluan apa kau menemuiku?”

“Sebenarnya aku tidak bermaksud lancang pada Taka, tapi aku memang harus mengatakan sejujurnya bahwa kemarin Taka memang tidak berniat datang” terangnya panjang lebar.

Jlebbbb

“Maksudmu?”

“Taka hanya mempermainkanmu, dia tidak datang karena dia berat untuk menemani mantan kekasihnya yang memintanya untuk bermain di taman bermain di kota kami”

“Kau jangan mencoba menjatuhkan temanmu Toru”

“Tidak, aku sama sekali tidak menjatuhkan Taka di hadapanmu, tapi kau memang harus tahu kenyataan yang sebenarnya begitu. Bahkan aku sudah mengingatkan pada Taka bahwa kemarin seharusnya Taka menemuimu. Tapi dia mengabaikannya…”

Kau lemas seketika, kau benci Taka dan kau benci pada dirimu sendiri. Kau bertekad tidak akan menerima penjelasan apapun dari Taka. Tidak akan mau menerima telepon maupun teks dari Taka. Kau sangat marah, tapi tak tahu harus bagaimana mencurahkan amarahmu. Dan yang bisa kau lakukan untuk menunjukkan kemarahanmu adalah dengan tidak lagi berhubungan dengan Taka.

Kau mengetikan pesan balasan untuk Toru.

“Terimakasih atas kejujuranmu Toru, aku menghargainya..”

Terkirim

Selang beberapa menit balasan teks dari Toru datang,

“Terimakasih kembali. Ah ngomong-ngomong bisakah bila besok kita bertemu di stasiun?”

“Untuk apa Toru?” Dahimu mengernyit heran.

“Untuk menggantikan posisi Taka dihatimu.....”


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Halloh... saya kembali bawa ff baru... eh enggak baru ding.. 
Ini ff lama yang saya remake pake castnya mas-mas OOR. Jadi kalo ada yg nemuin kesamaan ff ini tapi masih dengan nama authornya "parasarimbi" itu punya saya :D hehehehe.

Yaaah ff yang ceritanya 95% berdasar kisah nyata yang saya alami sendiri. 
Nyesek? Iyalah.
Kecewa? Pasti
Ketipu? Iya banget kampret ! 

Hahahahahaha RASAIN

Itu kejadian nyata waktu habis lulusan jaman SMA loh tapi sekarang sih udah hampir lupa. Kalo dulu brasa menye-menye kalo sekarang nyante aja kalo inget kejadian itu, malah kadang suka cekikikan lho kalo inget kisah asmara jaman dulu. Kalian pasti juga punya kan kisah cinta kampret macam itu?

Mind to share?

Yooook komen dibawah ya...

NB: Pathetic girl nyusul belakangan ya. duhhh ga enak sih sama beberapa reader yang udah nungguin lama.

Ini sebagai bacaan pemanasan dulu ya.. hehehe

Selamat Malam

Terimakasih Sudah Berkunjung

Kapan-kapan Main Lagi Ya...

8 komentar:

  1. xixi :D
    keren mbak... :) haha. iya kalo diinget" bikin ngakak juga :P
    eh. iya sih jd kepikiran buat nge-share juga :P
    ah. mungkin kalo aku mah lebih-lebih njleb lagi kali nyeseknya :P :P :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe crita dong uktie nge jleb nya kayak apa? :D

      Hapus
    2. aduh iya mbak :D
      njleb njleb daaaaaaah :P
      hehe, ini masih dalam proses pengerjaan mbak. kalo udah jadi, baca ya? :)

      Hapus
    3. oke deh, kasih link nya aja ya nanti :D

      Hapus
  2. Pokoke FFnya ning Widi always.... and always.... TOP.
    Unik.. dan beda....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haduhhh makasih ya pujiannya
      jadi besar kepala jadinya... eh eh eh... kempesin....

      Oh iya kok pake anonim sih? pake akun sendiri ya, biar nanti kita bisa kenalan :D

      Hapus
  3. aku datang mba widiii .. !!
    eh ini ff aku bacanya malah setelah pathetic girl.
    hohohoo
    kereeenn mbaa ..
    buat lagi mba widii ... tapi ga pake disimpen lama .. n ga pake lama postingnyaa ....

    BalasHapus

Feel free to comment... silahkan....