Judul : May I Know Your Name?
Author : Widi / Parasarimbi
Genre : ga ngerti
Lenght : Ficlet
Cast : Kohama Ryota as Ryota
A Girl (OC) (Author bayangin ceweknya kayak Yui Aragaki pake kacamata)
Disclaimer : Cast Not mine, Story is mine
Enjoy
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sore hari adalah waktu yang indah untuk berjalan-jalan, apalagi di saat langit cerah seperti ini. Taman adalah tempat yang cukup indah didatangi waktu sore.
Pemuda itu bernama Ryota.
Seorang pemuda gagah dengan janggut tipis di dagunya, berhidung mancung, tampan dan mempunyai senyum yang indah tak pernah absen tiap sore hari ada di taman.
Seorang pemuda gagah dengan janggut tipis di dagunya, berhidung mancung, tampan dan mempunyai senyum yang indah tak pernah absen tiap sore hari ada di taman.
Ryota tak pernah melewatkan sore yang begitu sayang untuk dilewatkan, ia selalu ingin di taman entah apa yang membuat Ryota ingin selalu ada dan berlama-lama di taman itu.
Ryota suka berjalan dari ujung ke ujung taman yang luas ini, banyak sekali ia temui berbagai keceriaan di taman. Papan seluncur dan ayunan untuk anak-anak kecil, bangku taman untuk sekedar berbincang-bincang dengan kawan, dan track untuk jogging semua ada di taman ini. Ada satu lagi alasan mengapa Ryota suka sekali berada di taman.
Sudah lama sekali Ryota suka mengamati gerak-gerik seorang gadis. Sebenarnya gadis ini tak terlalu istimewa, gadis ini terlihat biasa-biasa saja dari penampilannya yang selalu membawa buku entah komik atau novel di taman. Namun inilah keunikan yang dilihat oleh Ryota tentang gadis ini.
Ryota merasa kalau gadis ini berbeda dari gadis-gadis lainnya yang berlalu-lalang di taman ini.
Ada sesuatu yang mendesaknya untuk bisa mengetahui gadis ini lebih jauh, begitu yang ada di pikiran dan hati Ryota.
Ah.. tapi tunggu satu hal. Ryota adalah seorang pemuda yang pemalu, ia sangat pendiam atau mungkin lebih tepatnya introvert.
Baginya menyapa dan berbincang dengan seseorang yang belum dikenalnya terlebih dahulu adalah sesuatu yang sulit. Ia sangat khawatir apabila salah dalam perkataannya yang mungkin menyebabkan lawan bicaranya tersinggung.
Ah kembali ke topik 'Gadis Incaran' Ryota.
Dalam pengamatan Ryota, Gadis ini seperti tak peduli akan hiruk pikuk sekitar karena konsentrasinya terfokus pada buku bacaannya. Seperti tak terganggu seakan-akan taman ini adalah ruangan kedap suara.
Kacamata tak pernah lepas dari hidung kecilnya, dan tak lupa tas punggung kecil berwarna ungu tempat untuk membawa beberapa buku. Wajahnya lumayan cantik dengan bibir imut serta rambut panjang hitam legam
Ryota berpikir jika saja dia selangkah lebih berani untuk menyapa Si Gadis tentu saja ia sudah saling berbincang akrab dengan Si Gadis. Namun Kekhawatiran Ryota lebih besar dari keberaniannya. Ia hanya bisa menatap Si Gadis dari kejauhan dari bangku yang berjarak beberapa meter, atau bersembunyi dibalik pohon besar. Selalu begitu.
Namun ada yang berbeda di Sore ini. Sebuah keberanian muncul entah darimana datangnya. Ryota tak ingin terus-terusan bersembunyi. Ia adalah seorang laki-laki dan ia tak bisa berlama-lama untuk selalu diam.
Ia harus melakukan sesuatu jika ia ingin ada perubahan di Sore yang selalu ia lalui dengan hanya mengawasi seseorang.
Dicarinya sosok gadis yang telah mencuri perhatiannya selama ini, Ryota berjalan menuju bangku dekat dengan sungai. Dimana dia? Oh ketemu.
Gadis incarannya sedang duduk dengan novel ditangannya.
Pelan Ryota mendekat ke bangku agar tak mengusik keasyikan si Gadis, namun sepertinya si Gadis lebih dulu menyadari ada yang menghampirinya.
"Selamat Sore" Sapa Si Gadis dengan ramah tanpa menoleh
Ryota malah terkejut, ia seperti tak siap dengan kondisi ini.
"Oh ya eh.. em.. selamat sore" Jawab Ryota terbata-bata
"Mau berbagi bangku? Silahkan..." Tawar Si Gadis
Ryota benar-benar tak menyangka akan reaksi si Gadis. Dengan salah tingkah ia kemudian menduduki bagian bangku yang masih kosong disamping gadis itu. Dengan sungkan Ryota menjawab,
"Terimakasih atas bangkunya" Kata Ryota sambil menganggukkan kepala.
"Tak perlu kuatir, ini kan tempat umum" Jawab Si Gadis seraya menoleh sebentar ke arah Ryota dan sedetik kemudian kembali menatap bukunya.
Ryota hanya mengangguk seraya menunjukkan senyum keki.
"Bukankah kau pemuda yang tiap sore selalu kemari dan selalu bersembunyi dibalik pohon?" Tanya si Gadis dengan mata yang masih terpaku pada bukunya.
Ryota mendadak tegang.
Beberapa kali ia kerjapkan matanya, dan ia merasa blank tak tahu harus menjawab apa manakala Si Gadis tahu kebiasaannya.
"Aku sudah mengetahui apa yang kau lakukan tiap sore di taman ini" Pandangan Si Gadis beralih menatap wajah Ryota.
Ryota hanya menelan ludah. Ia mencoba memberanikan diri.
"Ma..maaf jika tindakanku tidak sopan, aku benar-benar minta maaf" Ryota menganggukkan kepala lagi.
"Aku memang selalu memperhatikanmu disini, tapi aku tidak pernah sekalipun bermaksud jahat. Sekali lagi maaf"
Si Gadis hanya tersenyum kemudian menimpali,
"Jika kau jahat, tak mungkin kau menolong seorang anak kecil yang hampir tertabrak tempo hari"
Pikiran Ryota kembali ke waktu dimana beberapa hari yang lalu ia sempat menyelamatkan seorang anak kecil yang lolos pengawasan orang tuanya dan hampir tertabrak oleh mobil.
Anak kecil itu selamat, namun Ryota mengalami sedikit goresan dan lecet di kulit tubuhnya akibat membentur aspal.
Rasa sakit itu tak dirasakan oleh Ryota, ia merasakan bahagia dengan pengalaman heroiknya saat itu. Dan dari peristiwa itu orang-orang mulai mengenal Ryota tanpa Ryota sadari.
"Maaf jika tingkahku ini sangat sok akrab, namun aku sangat kagum dengan tindakkanmu saat itu. Aku merasa kau sangat hebat" Lanjut Si Gadis
"Terimakasih" Hanya kata itu yang terlepas dari bibir Ryota.
"Bolehkan jika aku mengenalmu?" Tanya Si Gadis dengan berbinar
Ryota menyunggingkan senyumnya, rasa tegang dan canggung sedikit demi
sedikit hilang. Ia merasakan suatu perasaan yang sulit ia ungkapkan
dengan kata-kata karena seakan tak menemui kendala berarti saat ia
mencoba mendekati si Gadis. Tak banyak kata dari Ryota,
"Tentu saja..." Jawab Ryota pendek dan malu-malu
"Oh iya bagaimana dengan lukamu? Sudah sembuhkah?" Tanya gadis itu lagi sambil mencari-cari luka di tubuh Ryota.
Kemudian Ryota menyela
"Namaku Ryota. Bolehkah ku tahu siapa namamu?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yeay lebih dari satu jam, lebih dari perkiraan. Tapi tak apalah.
Koleksi efef bertambah satu lagi. Sebenernya saya pengen nglanjutin chapter arigatou Taka, tapi masih males. masih deadlock aja bawaannya.
Ryota disini saya bikin agak mirip sesuai dengan sifatnya yang pendiam, tapi gatau juga ding kesehariannya gimana, secara saya kan cuma fans jarak jauh. tapi tetep ya yang namanya efef mau sifatnya bertolak belakang, kesehariannya bertolak belakang toh namanya juga cuman efef, bukan realita sehari-hari.
yasudah saya lanjut tidur dulu ya, besok saya masih kerja
byeeee
.
.
Kapan-kapan main lagi ya...
.
.
haha, bassist favorite-ku... abang ryota....
BalasHapusbang ryota malu-malu gitu ya... tapi itu yang bikin 'ngeh'(?) rasanya pas banget, sambil mbayangin muka bang rota yang lagi malu-malu kenalan ama tuh cewek...
keep writing ya mbk.... :)
wah baru tau kalo ada komen,
Hapusbaiklah ismaaaa daku akan selalu writing :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmbak maaf sebelumnya,saya mau nanya,pengertian efef itu apa ya,saya search di google tidak ada
BalasHapus