Crazy Letter
(Ending Story)
Author: Parasarimbi
Part Sebelumnya
Dengan penuh pertimbangan, Taka
berpikir keras. Akan ia balas apa isi email tersebut. Taka bingung mencari
kata-kata yang tepat untuk membalasnya. Berkali-kali ia menggaruk rambut
keritingnya yang tidak gatal dan mengusap-usap tengkuknya yang ia rasakan agak
merinding karena terkesima dengan isi email dari penggemarnya tersebut. Jujur
ia akui kata-katanya sungguh sangat membuatnya senang.
Laptop ia letakkan di tempat
tidurnya. Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju kulkas dan mengambil gelas
dan air putih dingin untuk ia minum seteguk dua teguk karena kerongkongannya
terasa kering. Tak berapa lama ia kembali lagi di kamarnya dengan tangan kanan
membawa gelas yang berisi air putih. Ia tak segera mengambil keputusan untuk
segera membalas email dari seseorang yang mengaku penggemarnya itu.
Berkali-kali ia mondar-mandir
berjalan kesana kemari namun dengan mata yang terpaku pada layar laptopnya. Sembari
mengusap dagunya yang berjenggot tipis ia masih berpikir keras mencari kata
yang tepat untuk membalasnya. Rasa penasarannya benar-benar memuncak. Setelah
memiliki kata-kata yang pas, dengan gugup ia mengetik dan menuliskan balasan
email..
Hai..
Tak menunggu waktu lama balasan
pun sampai.
Taka-kun, aku bahagia sekali kau mau membalas
email dariku. Aku tak mengira bahwa kau akan membalasnya karena kupikir kau
artis besar yang mungkin hampir tak punya jadwal untuk sekedar membalas email
dari fans
Taka tersenyum dan membalasnya
kembali.
Benarkah? Kau bahagia? Senang rasanya jika
bisa membahagiakan penggemar. Isi emailmu membuat hatiku sangat tergelitik. Membuatku
sangat penasaran.
Terkirim.
Tak berapa lama balasan
datang.
Oh jadi aku harus mengirim email berisi
kata-kata pujian dan teka-teki untuk membuatmu membalas email penggemar?
Baiklah kuikuti maumu. Hahahaha...
Sambil meminum air putih untuk
menghilangkan rasa gugup, Taka membaca email tersebut dan tergelak hingga
sebagian air yang masih ada dimulutnya menyembur keluar. Ia meletakkan kembali
gelas yang masih berisi air putih yang tinggal setengah.
Hahahahaha... aku tak bisa berkata apa-apa.
Aku hanya ingin tertawa.
Terkirim.
Kau tertawa? Ah aku jadi gemas ingin
melihatmu tertawa lagi seperti dulu. Tertawa puas saat mengerjai Tomoya. Walaupun
kau sedikit usil, namun aku tahu kau itu sebenarnya baik.
Betapa tak bisa tergambarkan hati
Taka saat ini yang sedang dipuji setinggi gunung oleh penggemarnya. Ia seakan
tersedot magnet yang begitu kuat dari fansnya tersebut dan rasa penasarannya tentang si pengirim email makin besar..
Tak terasa dari obrolan-obrolan
yang tertulis di email berujung pada keinginan Taka untuk bertemu dengan si
penggemar misterius ini. Beberapa kali ia membujuk si penggemar misterius ini
untuk bertemu, namun ternyata tak mudah begitu saja. Dengan sebanyak-banyaknya
Taka mengajak bertemu, sebanyak itu pula sang penggemar misterius itu menolak.
Tapi bukan Taka namanya jika ia menyerah begitu saja. Ia laki-laki jantan. Dan laki-laki
jantan itu harus bisa menaklukkan seseorang yang tadinya bersikeras mengatakan
A bisa mengubahnya mengatakan B.
Strategi Taka berhasil. Akhirnya
si penggemar mau untuk saling bertemu. Taka memang lelaki jantan.
Tapi.. aku sangat malu. Aku tidak cantik
seperti wanita-wanita diluar sana. Aku takut jika kau nanti akan jijik kepadaku
dan tak mau melihatku... atau.. atau yang paling kutakutkan adalah kau nanti
akan membenciku...
Taka mengerutkan kening. Menerima
balasan email yang penuh kekhawatiran. Jari-jarinya menari lincah diatas
keyboard laptopnya.
~Kekekeke , kau berpikir terlalu jauh. Aku
tidak pernah berpikir seperti yang kau takutkan. Sudahlah tak perlu khawatir
akan hal itu. Mari kita bertemu.
Terkirim.
Salah satu sudut bibir Taka
tertarik keatas. Seulas senyum menghiasi wajahnya yang putih bersih. Ia
membayangkan bagaimana lucunya tingkah polah penggemar misteriusnya ini bila
nanti mereka bertemu. Walaupun ia sama sekali tak ingat dengan seseorang yang mengiriminya email, sepertinya Taka mulai tertarik dengan sang pengirim email
tersebut.
Taka membayangkan penggemarnya ini pastilah gadis yang sangat lucu dan berbeda dari yang lainnya. Tangannya menopang dagu dengan wajah yang tak mau lepas dari monitor
laptopnya. Ia berharap cemas menanti balasan dari penggemarnya.
Baiklah. Terimakasih atas kebaikanmu. Aku
memang tidak salah memilihmu sebagai idolaku. Bisakah kita bertemu di tempat
yang kutentukan saja? Jika kau bersedia, akan kuberitahu alamatnya..
Taka tertawa puas. Seketika ia
balas cepat.
Terserah kau saja, aku pasti datang.
Balasan dari sang penggemar pun
tak kalah cepat datangnya. Sebuah tempat di pinggiran kota Tokyo ia sebut di
dalam isi teks email tersebut. Taka mengetahui tempat itu dan setuju untuk
datang di waktu yang telah disepakati.
~~~~~
Jadwal latihan One Ok Rock libur
untuk hari ini. Tak ada aktifitas apapun, dan para member One Ok Rock bebas
pergi kemanapun sesuka hati. Tak terkecuali dengan Taka yang sudah rapi dengan
celana jeans, hoodie yang dibalut dengan blazer diluarnya dan topi rajut yang
menambah nuansa cool ada dalam dirinya. Dengan wangi parfum yang semerbak ia
berjalan mantap menuju stasiun kereta. Tak lupa ia mengenakan masker untuk
menutupi wajahnya untuk keamanan dirinya sendiri.
Beberapa jam menaiki kereta,
akhirnya stasiun tujuan sudah ditapakinya. Hati Taka berdebar dan lututnya
gemetar. Ia merasa nervous seperti hendak menemui kekasih hati. Nyatanya yang
akan ia temui bukan kekasihnya dan hanya penggemar berat yang belum pernah ia
lihat sebelumnya. Namun entah mengapa jantung Taka berdebar sangat kencang.
Setelah keluar dari stasiun
kereta, Taka masih harus menaiki bus untuk menuju tempat yang akan disambanginya.
Beberapa kilometer lagi dan tempat itu akan segera dijamahnya. Di dalam
perjalanan ia hanya tersenyum sendiri membayangkan akan seperti apa pertemuan
mereka nanti. Hingga tak terasa lamunan Taka buyar karena bus berhenti di halte
tujuan Taka turun.
“Aah... kenapa lututku gemetaran
begini?” Ujar Taka sambil menepuk-nepuk lututnya bergantian dengan badan agak
membungkuk seusai turun dari bus.
Tubuhnya menegak kembali dan
berjalan dengan gagah memasuki sebuah cafe kecil di seberang jalan. Masker
masih ia kenakan di wajahnya saat ia memasuki cafe itu dan duduk di salah satu
tempat yang mempunyai view yang
bagus. Seorang pramusaji menghampirinya dan memberinya daftar menu. Taka
memesan kopi hangat. Setelah pramusaji berlalu, Taka mengambil handphonenya dan
melihat jam yang baru ia sadari ia datang lebih awal dari waktu yang
disepakati. Penggemar misteriusnya mungkin belum datang.
Untuk menghindari kebosanan, Taka
melihat sekeliling. Hiruk pikuk jalan di luar kafe sangat ramai walaupun
wilayah ini berada di pinggiran Kota Tokyo. Banyak pejalan kaki yang telihat
sibuk berjalan dengan langkah cepat dan panjangnya. Pramusaji menginterupsi
kegiatannya, kopi hangat yang ia pesan sudah berada di meja. Tak lupa Taka
mengucapkan terimakasih pada pramusaji itu.
Kopi yang ia pesan sama sekali
belum ingin ia sentuh. Taka sama sekali tak berminat untuk meminumnya. Bukan..
Bukan ia tak suka. Tapi karena kegugupannya itulah yang membuatnya tidak ingin menyentuhnya.
Dan satu lagi, Taka juga tak berminat untuk melepas masker yang masih menutupi
wajahnya. Ia seolah dilanda penasaran yang teramat sangat karena penggemarnya
tersebut. Rambut keriting yang ia sembunyikan dibalik topi rajutnya itu juga
membuat penyamaran Taka menjadi tak dikenali siapapun. Taka ingin memberikan
kejutan untuk penggemar misteriusnya.
Tiba-tiba Ponsel Taka yang berada di saku blazernya bergetar,
ada email masuk dari si penggemar yang mengatakan bahwa kedatangannya akan
sedikit terlambat karena suatu hal. Taka mengerti akan hal itu dan mengatakan
ia sendiri belum datang karena tertinggal kereta, padahal Taka berbohong tentang
hal itu. Ia berbohong karena ingin memberikan sedikit kejutan untuk
penggemarnya tersebut. Tak berapa lama, Taka tenggelam dalam keasyikan dengan
ponselnya untuk saling membalas pesan dari sang penggemar hingga si penggemar
datang.
Namun, hingga waktu yang sudah
ditentukan terlewat sekitar lebih dari setengah jam. Taka baru menyadari satu
hal. Seseorang yang berada agak jauh di ujung dari tempatnya duduk yang terlihat sedang menikmati tiramissu. Ia juga begitu asyik
dengan ponselnya dan terlebih lagi, ponsel seseorang itu berbunyi tiap Taka
mengirimkan pesan emailnya ke alamat email penggemarnya tersebut.
Taka mencoba mengirimkan pesan
lagi dan benar saja, ponsel seseorang yang berada di ujung sana selalu berbunyi. Dan pandangan seseorang itu
selalu terfokus pada pintu masuk kafe selain fokus pada layar ponselnya.
Kecurigaan Taka semakin besar. Hingga akhirnya Taka menuliskan sebuah pesan
lagi.
Apa kau sudah sampai? Aku masih harus naik
bus lagi agar segera sampai. Ah aku
ingin tahu makanan apa yang paling enak disana? Dan apa makanan favoritmu?
Berbunyi lagi.
Aku masih didalam kereta, mungkin setengah
jam lagi sampai. Maafkan aku Taka-kun aku benar-benar tak berguna jika
terlambat seperti ini. Tirramissu! Ya makanan terenak disana adalah tirramissu
dan aku sangat menyukai tirramissu.
Tiba-tiba hati Taka berubah
menjadi buncah amarah. Kecurigaanya semakin terbukti. Taka merasa dirinya
dipermainkan oleh penggemarnya tersebut. Perlahan ia menuju meja kasir dan
memesan sepotong tirramissu. Setelah piring kecil berisi potongan tirramissu
yang terlihat sangat sedap itu berada ditangannya, Taka berjalan menghampiri
seseorang yang ia curigai tersebut. Kemudian Taka menyapa,
“Sepotong tirramissu. Makanan Favorit”
Ujar Taka dingin.
Orang yang Taka sapa terlihat menegang seolah kaku
tak bergerak. Mungkin sangat terkejut dan tak berani menolah dan menatap ke
arah Taka. Sepertinya Taka memang berhasil memberikan kejutan dan membuat seseorang yang ia duga penggemarnya itu
terkejut.
Tanpa banyak pertimbangan, Taka
segera meninggalkan tempat tersebut tanpa mengucapkan beberapa patah kata.
Sementara seseorang yang terduga penggemar misterius itu hanya bisa menatap
punggung Taka dengan wajah yang masih diliputi keterkejutan dan kekhawatiran serta
rasa malu yang luar biasa.
Sepanjang perjalanan, Taka benar-benar tak habis pikir
dengan tingkah konyolnya selama ini hanya karena seorang fans yang bertingkah gila. Ia merasa marah pada
dirinya sendiri. Ia merasa dibodohi dan sisi kejantanannya seakan tercoreng.
Ponsel Taka bergetar.
Maaf....
.
.
.
Kau tidak membalas. Sudah kuduga dari awal
kau pasti akan membenciku.
.
.
.
Seharusnya kita memang tidak bertemu. Jujur
aku sangat kecewa akan hal ini dan aku tahu pasti kau juga kecewa.
.
.
.
Taka-kun maafkan aku. Tolonglah balas emailku
sekali saja.
.
.
.
.
.
Email masuk bertubi-tubi dari Si
penggemar. Tak ia gubris pesan tersebut dan ia hapus. Taka tak mau berlama-lama
menyimpan pesan tersebut di ponselnya. Ia buang semua pesan email dari si
penggemar yang masih tersisa di memori ponselnya
“Jadi itu memang benar kau...?”
Gumam Taka seorang diri.
Di kereta terakhir menuju arah
stasiun tempat tinggalnya ,Taka bersumpah tak akan menceritakan hal ini kepada
siapapun walaupun pada rekannya sesama personel One Ok Rock. Taka juga
bersumpah tak akan mengingat lagi dan menganggap kejadian ini tak pernah ada.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
20 menit lagi One Ok Rock akan
tampil di sebuah konser musik besar bersama band-band rock Jepang ternama lainnya.
Di panggung yang besar dan megah ini, One Ok Rock mendapat giliran tampil
setelah band Maximum The Hormone . Antusias penonton sangat luar biasa.
Terbukti dengan riuhnya suara penonton yang memanggil-manggil One Ok Rock untuk
segera menampilkan performa terbaiknya di panggung.
Toru, Ryota dan Tomoya terlihat
sedang melakukan pemanasan kecil di depan pintu ruang ‘Member Room’ sembari
menunggu Taka masih di dalam ruang untuk membenahi kostumnya.
Banyak sekali Kru laki-laki
maupun wanita yang diterjunkan untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Tak terhitung
berapa jumlahnya para kru yang mondar-mandir di depan mereka dan sibuk
berbicara dengan rekan kru yang lain menggunakan walky talky. Sungguh pemandangan yang sudah seperti santapan
sehari-hari bagi para personel One Ok Rock.
Salah seorang Kru memberitahu pada
Toru bahwa 10 menit lagi mereka harus segera naik panggung dan Toru yang
sebagai leader dari One Ok Rock pun langsung tanggap dan mengetuk pintu ruang
tunggu agar Taka cepat keluar.
“Yo.. Taka. 10 Menit lagi kita
harus tampil. Bergegaslah!”
“.......”
Tak ada jawaban dari Taka, namun
beberapa menit kemudian barulah Taka keluar dengan kostum yang menambah
karismanya sebagai vokalis semakin terpancar.
“Hai’.... Aku sudah diluar”
Taka mengikuti rekan-rekannya
untuk melakukan stretching yang
ringan agar nanti sewaktu tampil dengan melompat maupun berlari otot-ototnya
tidak mengalami ketegangan atau kram. Hingga akhirnya salah seorang kru
menghampiri mereka dan mengingatkan...
“One Ok Rock 10 menit lagi. Akan
kuantar kalian menuju panggung.”
“Hai’....” Member One Ok Rock
menjawab serempak.
Setelahnya mereka berjalan
beriringan mengikuti Kru yang mengantar mereka menuju panggung. Baru setengah
perjalanan tiba-tiba ada seseorang yang membuat hati Taka mencelos. Tiba-tiba
tubuhnya gemetar. Ia seperti melihat hantu, namun bukan hantu yang ia lihat.
Taka berpapasan dengan seseorang yang
memiliki wajah yang pernah ia temui dulu. Seseorang yang pernah mengiriminya
email hingga membuat Taka tersipu malu.
Seseorang yang pernah membuat Taka dihinggapi rasa penasaran yang luar
biasa. Seseorang yang pernah membuat
hati Taka berdebar ingin segera bertemu dengan penggemar misteriusnya tersebut.
Namun itu dulu.
Taka ingat betul wajah ini. Wajah yang membuatnya marah dan hampir jijik pada dirinya sendiri. Wajah yang membuat dirinya merasa seperti orang sakit jiwa. Taka benar-benar tak menyangka akan bertemu kembali dengan wajah ini. Ia menyayangkan kenapa harus bertemu kembali dengan orang yang tidak ingin ia temui selama-lamanya setelah peristiwa di kafe beberapa bulan yang lalu.
Taka berjalan dengan mata lurus
kedepan walaupun sudut matanya masih menangkap gerakan seseorang yang
sebenarnya tidak ingin ia lihat itu. Meskipun begitu, ketika jarak Taka dan
seseorang itu hampir dekat, mereka masih sempat beradu tatap dan diakhiri
dengan aksi Taka membuang muka ke lain arah.
Kita bertemu
muka lagi...
Hanya
menatap tanpa bahasa... tanpa isyarat...
Memendam
tanya, masihkah ku didalam mimpimu....?
Setelahnya Taka berjalan dengan
mantap ke arah panggung dan ia tak menoleh lagi kebelakang. Tak berapa lama
kemudian terdengarlah suaranya dengan
semangat membara yang disambut keriuhan penonton konser yang padat disusul
dengan suara drum, gitar dan bass yang berpadu menjadi lagu-lagu yang biasa
dinyanyikan One Ok Rock.
~~~~~
Konser berakhir sukses.
Para personel One Ok Rock
beristirahat untuk mengembalikan tenaga yang sudah terkuras setelah tampil habis-habisan.
Toru tengah mengompres leher bagian belakangnya, begitu pula Ryota dan Tomoya
yang sedang telentang di sofa ruang ‘Member Room’.
Berbeda dengan Taka, ia tampak
sibuk dengan ponselnya. Berkali-kali menimang-nimang ponselnya, sejenak
kemudian terlihat berpikir.
Selang beberapa saat jemari Taka sudah lincah
menekan tombol di ponselnya dan dari gesturnya memang sedang terlihat mengetik
email balasan. Benar, Taka memang membalas email balasan untuk seseorang yang
pernah mengiriminya email yang berisi rasa kekagumannya pada dirinya waktu itu.
Maaf mengabaikanmu tadi dan maaf atas
kejadian di kafe beberapa waktu yang lalu.
Ternyata aku sudah ingat siapa dirimu. Kau
adalah salah satu kru yang bertugas di konser Summer Sonic tahun lalu. Kau
benar kita memang sempat berbicara dan
bercanda sangat akrab setelah selesai rehearsal. Tapi aku sangat tak menyangka
jika kau...
Selamat Tinggal.
Semoga kau bisa mengerti. Karena kita BUKAN
LAWAN JENIS.
Taka menghela napas menutup flip
ponselnya kemudian mengompres lehernya dengan es.
.
.
.
.
The End
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Syahahahahahaha.... ada yang
nyangka ga endingnya kayak gini? Gimana Cheza endingnya? Wkwkwkwkwk.
Bener-bener susah nyari inspirasi
buat efef ini kemaren. Pas bikin efef ini malah terinsipirasi pas dengerin lagu
nya Efek Rumah Kaca yang judulnya ‘Bukan Lawan Jenis ‘ yang liriknya
menceritakan tentang Penyuka Sesama Jenis / Homoseksual / Kelainan Seksual. Dan penggalan liriknya
saya sertain dikit didalam efef ini.
Dan inspirasi nya juga karena
banyak cowok yang ngefans banget sama Taka, tapi ngefansnya ya ngefans wajar
lah ga kayak penggemar cowok yang di efef ini. Dan paling keingatan sama
mas-mas yang pake anduk merah diiketin di kepala pas nonton konser One Ok Rock
di Jakarta tahun lalu yang selalu bilang “Baru kali ini aku suka sama cowok”
wahahahahahaha.... Piss ya mas.
wahahahahahaha.... Piss ya mas.
Next project.. melanjutkan
kolaborasi efef sama Cheza dan nglanjutin chapter 6 A Pathetic Girl with a
Stubborn Boy.
.
.
Selamat Malam...
.
.
Kapan-kapan Main Lagi ya....
.
MBAAAAAAAAAAAAA... KOPLAK BANGEEEEETTT!!! SUMPEH GUE NGAKAK PARAH. WKWKWKWKWKWKWK #capsjebol #gaknyante
BalasHapusTau gak, aku baca ini pas banget baru bangun tidur. Gile, gak ketebak sama sekali meski udah rada curiga. Haha. Kirain mau pake Minami lagi. Wkwkwkwkwk
Hahahaha. Gak kebayang tampangnya Taka. Seriusan... Ini humornya dapet banget. Endingnya maknyos... Wkwkwkwkwkwkwk
salam pelukecuphangat
cheza
WAKAKAKAKAKAKAAKKAAKA.....
Hapusemang beneran koplak banget ya ???
ah anak prawan jam segini baru bangun tidur, hahahaha
ehmasa sih ga ketebak?.wah seneng deh akhirnya kena troll. wkwkwkwkwkwk
bentar deh bentar, humornya darimana? prasaan ga ada humornya deh dek. wkwkwkwkwk
tapi bener deh, komennya menyegarkan sekali... seriusan. hahaha
Iya koplak soalnya aku sambil ngebayangin tampangnya Taka. Uwanjirrrr... Itu kocak banget tampangnya. Dirimu emang gk ketawa pas bikin atau pas baca lagi? Haha.
HapusIya. Ngantuk banget. Untung lagi gak sholat. :)
Sukses deh udah ngetroll aku banget. Wkwkwk. Masih pengen ketawa...
Ya humornya ada mba. Coba baca lagi mba... Mba pasti ketawa. #pedebangetini
Oh ya, komenku menyegarkan? Astaga. Jadi tersanjung. Wkwkwkwkwkwkwk
cheza
Jiahahahaha, aku juga ngebayangin sih tampang Taka kek gimana. Tapi ga bisa.terus. gagal. hahaha
HapusAku sama sekali ga ketawa loh.. heran juga aku nih. wkwkwkwk
oh pantesan lagi PMS, kirain keterusan tidur trus nglewatin waktu Sholat, hehehehe.
masih brasa seneng aja ternyata bisa ngtroll.hehehe
aku beneran ga tau letak humornya dimana. wkwkwkwk
iya seger banget, kayak escendol dimusim hujan. hahahaha
Wkwk. Tumbenan gak bisa ngebayangin mastak. Haha
HapusHo'oh. Lagi dapet... :D
Wkwkwk. Sukses sukses *tebarbunga* LOL
Haha. Jadi pengen es cendol gue. LOL
weitsss tunggu dulu, maen kabur aja.
Hapuskasi tau dong humornya dimana? aku ga nangkep humornya soalnya.
hahahahahaha
Buset mba, haha. Gilee abiiss.
BalasHapusKalo nih ff bener-bener kejadian di dunia nyata, wah aku gak bisa bayangin muka si taka kaya gimana.
Hahahaha.
Karena Taka, Bukan Lawan Jenisnya =D Hahaha.
Hahaha, Taka disenengin sama homo.
Hapusngakak yukkk... hahahahahahahahahahaha
hahaha pntasan ajj taka marah, ternaytaa itu cowo bukan cwe... aku sempet kesel knpa taka marah waktu itu ternyata alsannya adlah dia COWOK wkwkwkwk... good ne ff nya bgus kok
BalasHapuswkwkwkwkwk makasih ya ayu :D
Hapus