A Pathetic Girl with a Stubborn Boy Chapter XII
Author : Parasarimbi
Genre : Romantic
Lenght : Chapter
Notes : Story is mine
“Manami...!”
Seseorang memanggil namaku cukup
lantang saat aku hendak memasuki kantorku. Hari masih pagi-pagi sekali dan baru
sebagian pegawai yang datang. Aku menoleh ke arah suara dan menemukan seseorang
dengan senyum yang khas baru keluar dari mobil yang berhenti di halaman.
Hari masih sangat pagi untuk
memulai aktifitas, dan aku memang mempunyai alasan tersendiri untuk masuk
kantor sepagi ini. Apalagi Kanna masih dirumah dan belum bangun dari tidurnya,
ia ditemani oleh salah satu pengasuh yang bekerja di kantorku yang memang
kuminta untuk menginap dirumahku semalam. Aku akan menjemput Kanna dan
pekerjaku agak siang nanti.
“Hai... Ryota !” Aku menyapa tak
kalah lantang. “Pagi sekali kau datang... lihat putrimu masih tertidur...”
Memang benar adanya Ryota yang
menggendong putrinya yang terlihat masih tertidur lelap dengan selimut yang
masih membungkus tubuh bayi kecil itu. Sementara itu istrinya masih sangat
sibuk mengambil perlengkapan bayi di mobilnya, ia terlihat memilah-milah
sesuatu. Mungkin sedang memilih jumlah popok bayi untuk dipersiapkan dalam tas,
atau menakar susu bayi dalam botol atau membawakan biskuit untuk cemilan
bayinya nanti.
“Ahh.. pekerjaanku hari ini
membuatku bangun pagi-pagi sekali, untung Mika tidak rewel saat dimandikan
tadi..”
“Oh.. aku mengerti.. sini biar ku gendong putrimu..
nanny yang akan mengasuh Mika belum
datang, jadi akan kubawa hingga ia datang.”
“Baiklah.. terimakasih sekali kau mau kurepotkan. Terus
terang ini sangat membantuku sekali, aku tak bisa mengobrol banyak karena
sangat terburu-buru jadi aku harus pamit sekarang.”
“Tenang saja, aku bisa
diandalkan..” Jawabku sambil tersenyum sambil membawa Mika yang masih tertidur
lelap, sementara Ryota menghampiri istrinya untuk mengambil tas bayi dan
menaruhnya di lobby.
“Kuletakkan tas bayi nya di sini
saja ya... Hahhh... kenapa waktu cepat sekali berjalan. Aku harus cepat-cepat..
selamat tinggal Manami.. jaga putriku baik-baik ya...” Ryota uring-uringan
sembari melihat jam tangannya berkali-kali, tak lama setelah itu mobil yang
ditumpangi Ryota dan istrinya perlahan meninggalkan halaman kantorku menyisakan
aku dan Mika. Sang istri masih sempat melambaikan tangannya dengan wajah yang
terlihat sangat tentram melihat putrinya ada padaku.
Aku langsung memasuki kantorku
dan berjalan menuju salah satu ruangan bayi. Kantorku memang memiliki cukup
banyak ruangan sesuai usia anak yang dititipkan. Ruangan bayi dengan usia 2
hingga 15 bulan memiliki dua ruangan dengan masing-masing boks bayi berisi 10
buah. Sedangkan batita berusia 16 bulan hingga 30 bulan memiliki 3 ruangan yang
sama-sama memiliki 10 buah boks bayi. Untuk balita berusia 3 hingga 5 tahun
ditempatkan di ruangan yang cukup luas dan lapang. Mereka bisa bebas bermain
dan bersosialisasi bersama dan ketika jadwal tidur siang mereka tidur
menggunakan kasur lipat, sehingga tidak
memerlukan tempat tidur yang pastinya
akan memakan banak tempat. Para nanny
juga kuterapkan untuk masing-masing diberi tanggung jawab untuk mengasuh dua
anak. Terkecuali untuk bayi yang memang harus menggunakan satu pengasuh.
Keahlian dalam mengasuh bayi dan balita itu memang berbeda-beda. Jadi aku tak
bisa sembarangan dalam menerapkan pola asuh pada bayi karena hal itu yang
pernah diajarkan Yakumi-San kepadaku.
Selesai meletakkan Mika di salah
satu boks bayi yang sudah kupersiapkan sebelumnya dan menanti nanny-nya datang, aku menatap wajah bayi
mungil yang sedang tertidur damai dan sangat lelap. Ingatanku melayang ketika
Kanna masih seumuran seperti Mika, benar-benar lucu dan menggemaskan. Pipinya
sangat gembul dan berat badan serta kesehatannya cukup menggembirakan karena
asupan gizi dari ASI-ku tak pernah terlewatkan untuknya. Ia pelipur lara dan
lelahku, pemberi semangat yang tak pernah luruh ketika terkadang aku merasa
jatuh dan butuh sandaran. Aku sangat mencintai putriku melebihi apapun, ia
benar-benar segalanya dan ia adalah nyawa bagiku.
Tak terasa Kanna sudah hampir 5
tahun berada disisiku, dua bulan lagi ia akan berulang tahun dan ingin rasanya
aku memberikan suatu hadiah yang istimewa untuknya. Aku ingin memanjakannya dan
membuatnya merasa sangat spesial di hari ulang tahunnya. Mungkin ia ingin
diberi kado berupa boneka atau mungkin sesuatu yang sudah lama ia idam-idamkan.
Aku terlalu asyik melamun hingga
tak menyadari pengasuh Mika sudah datang dan menggantikan posisiku untuk mengasuh
Mika. Sebelum meninggalkan Mika, aku mengecup pipi halus gadis kecil yang
tengah bermimpi bermain bersama bidadari. Kini aku beralih menuju pekerjaanku
sehari-hari, berkutat dengan berbagai macam kertas-kertas dokumen dan
sebagainya.
~~~~~~~~~
Sekitar pukul 11 malam, aku
bersama Ryota bertemu untuk membicarakan sesuatu seperti yang sudah
direncanakan saat Ryota dan istrinya menjemput Mika tadi sore. Istri dan bayi
Ryota ia tinggalkan di hotel untuk beristirahat, sementara Kanna kutinggalkan
dirumah bersama salah satu pekerjaku yang lagi-lagi kuminta untuk tidur dirumah
menemani Kanna. Hiruk pikuk dan lalu lalang kesibukan masih terlihat di
sekitar, walaupun beberapa toko kecil sudah tutup dengan lampu yang terlihat
gelap. Di sebuah taman teduh yang berhadapan langsung dengan jalan raya, aku
dan Ryota duduk bersama dalam satu bangku kayu panjang. Menikmati malam dengan
obrolan lepas dan bercerita panjang.
“Bagaimana Mika hari ini? Apakah
dia rewel seharian?” Tanya Ryota sambil membuka kopi kaleng hangat kemudian
menyesapnya perlahan.
“Tidak, dia kelihatan sangat
senang sekali karena banyak teman. Pengasuhnya bilang Mika lebih banyak tertawa.”
Jawabku sembari menimang-nimang kaleng kopi hangat yang belum kuminum.
“Syukurlah.. aku senang
mendengarnya.”
“Ya.. aku juga senang, semoga
Mika nyaman berada disini hingga nanti.”
“Kuharap bagitu. Terus terang
bebanku berkurang karena terbantu dengan Mika berada pada orang yang tepat.
Jadi aku mendapat pujian dari atasanku tadi.” Mata Ryota terlihat berbinar dan
senyum khas menghiasi wajahnya.
“Whoaa? Pujian? Pujian apa?” Aku
sangat antusias mendengar ceritanya. Sambil membuka kaleng kopi aku meminum isi
dalam kaleng tersebut.
“Menurut penuturan atasanku,
presentasi tentang proyekku tadi sangat mengagumkan. Jadi atasanku benar-benar
menyukai ide dariku.”
“Wah senangnya... Siapa tahu
nanti kau bisa naik jabatan setelah mendapat respon yang positif dari
atasanmu.”
“Hahahaha... aku juga berharap
demikian... tapi mungkin akan tetap butuh waktu jika menginginkan naik jabatan.”
“Yah... memang suatu keberhasilan
pasti membutuhkan proses panjang dan tak kenal menyerah. Kuharap kau bisa
melewati semua rintangan itu tanpa merasa lelah.” Ujarku sambil menepuk pundak
Ryota seperti menyemangati dan memberinya motivasi.
“Ah.. aku baru tahu kau bisa
sangat bijaksana sekali... hahahaha”
“Hahaha.....”
“Oh iya, aku hampir lupa untuk
menyampaikan padamu.” Ryota terlihat sibuk mencari-cari sesuatu di kantong
jaket sebelah dalam. Tak lupa ia keluarkan bungkus rokok dan korek api gas yang
kemudian ia letakkan di pahanya. Setelah menemukan apa yang Ryota cari, ia
memberikan padaku selembar kertas yang cukup tebal yang cantik berwarna ungu
dan terdapat pita berwarna merah muda pada tengah-tengah kertas.
Kupegang kertas dengan cover
tebal itu dan kubolak-balikkan berulang kali. Aku takjub melihat kertas yang
sangat menarik itu hingga tak menyadari tulisan yang tercetak timbul pada
kertas tersebut.
“Apa ini?”
“Kau diundang di acara pesta
pernikahan Tomoya.” Jawab Ryota sambil menyalakan rokoknya.
Tanpa kusadari mulutku menganga,
buru-buru aku membaca tulisan yang berada pada cover kertas tebal itu dan
menemukan sebuah nama yang memang sudah tak asing lagi bagiku.
“Kau serius??? Tomoya si lelaki kocak itu menikah?? Hahaha.... aku tak
menyangka secepat ini ia akan menikah” aku seolah bersorak girang mendengar kabar yang menggembirakan
dari salah satu teman masa lalu yang pernah kumiliki.
“Hahahaha... iya. Dia bilang dia
ingin segera menyusulku dan memiliki bayi mungil seperti Mika. Ia selalu saja
mengekor apa yang kulakukan, padahal ia lebih tua dari kita bukan?”
“Hahahahaha, benar sekali. Ia seolah
tak pernah lepas darimu. Kalau kulihat-lihat kalian itu seperti soulmate yang
tak bisa terpisah.”
“Semua orang mengatakan demikian,
dan sepertinya aku menyetujui hal itu. Meski masing-masing dari kami menikah,
kami masih sering bertemu dan menikmati kebersamaan kami dengan melakukan suatu
hal yang menyenangkan.”
“Senang sekali jika mempunyai
sahabat yang selalu ada saat suka dan duka. Aku jadi iri padamu. Oh iya
ngomong-ngomong bagaimana bisa Tomoya
mengundangku di acara pernikahannya?”
“Hey, apa kau lupa pernyataanku
yang barusan? Aku masih sering bertemu dan berkomunikasi dengan Tomoya. Tentu saja
aku menceritakan semuanya tentang pertemuanku denganmu.”
“Oh.... jadi begitu. Pantas saja tiba-tiba undangan
pernikahan ini bisa tertulis namaku di kolom tamu undangan.”
“Kau harus datang karena itu
pesan khusus dari Tomoya yang kusampaikan padamu.”
“Yah.. aku pasti akan datang. Sepertinya
aku merindukan wajah konyol yang lama sudah tak kulihat.”
“Dan tentunya wajah memelas yang
biasa ia perlihatkan... Hahahahaha...”
“Hahahahahahaha....”
Tawa serempak memecah suasana
malam yang semakin dingin, entah ini sudah pukul berapa karena masih sama-sama
menikmati obrolan malam yang memang sangat menyenangkan.
“Oh iya... istrimu tidak marah
kau keluar dan mengobrol bersamaku malam-malam begini?”
Ryota hanya menggeleng tanpa
menjawab. Sementara aku mengernyitkan kedua alisku keheranan.
“Istriku bukan wanita yang mudah
cemburu, ia bisa membedakan mana wanita yang genit pada suaminya dan mana
wanita yang menghargai suami orang lain. Dan kuceritakan dari awal bahwa kau
adalah teman saat di universitas dan dia sangat mengerti.”
Aku mendecak kagum.
“Istrimu sangat pengertian sekali
ya, kau pasti sangat bahagia memilikinya.”
“Sangat! Ia istriku yang tidak
ada duanya di dunia ini. Dan saat ia melahirkan Mika, cintaku padanya semakin
kuat dan erat. Aku benar-benar mencintainya.”
“Its soooo romantic... I love
your love story.”
Ryota terkekeh kecil.
“Hehehe terimakasih. Tapi kuceritakan
satu hal kalau istriku lebih cemburu jika aku bersama Tomoya daripada gadis
lain. Hahahahahaha....”
Perkataan Ryota yang barusan
benar-benar sangat lucu, refleks aku mengeluarkan tawa keras tanpa sempat
menutup mulut dan tawaku benar-benar menggema di taman yang mulai agak sepi
ini.
Tertawa lepas seperti ini, kapan
terakhir aku mengalaminya? Mungkin sudah lama sekali dan entahlah aku sudah
tidak ingat persis, mungkin saat aku masih ada di bangku universitas bersama
Ryota dan teman-teman yang lain. Tawa sempat terhenti beberapa detik, Ryota
menyela..
“Oh iya.. Manami bagaimana dengan gadis
kecil itu? Kau belum sempat menceritakannya padaku tadi.”
Aku tersedak sedikit, tak mengira
Ryota akan menanyakan Kanna.
“Gadis kecil? Maksudmu Kanna?”
Ryota hanya mengangguk sambil menyesap
kembali kopinya kemudian ia tenggelam dengan menikmati rokoknya.
“Kau ingin tahu?” Tanyaku sambil
mengencangkan mantel tebal yang kurasakan tak mampu mengusir hawa dingin karena
angin malam. Aku bersedekap sambil mengusap-usap lenganku sendiri agar
mendapatkan kehangatan dari sana.
“Tentu saja. Aku ingin tahu sejak
kapan kau menikah lalu punya anak. Dan ya pertanyaan terbesarku adalah siapa
suamimu?”
Aku menggigit kecil bibirku.
“Aku belum menikah.”
Ryota menoleh kearahku tanda tak
percaya dengan puntung rokok yang masih menyala setengah batang di mulutnya...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Wohooooo chapter 12 udah terbit. Etdah
terbit... kayak katalog sopi martil aja hahahaha :v
Masih menikmati berita-berita
terbaru OOR yang berseliweran di temlen pesbuk maupun twitter, sepertinya
mas-mas yang disana bahagia banget bisa tour konser dengan seabrek jadwal yang
bener-bener nguras pita suara nya mas Taka. dan semoga dengan rangkaian tour
padet itu ga bikin kualitas suara dan musik mas-mas OOR ya.. eh aminin dong.
Aaaamiinn.
Semoga pada ga bosen ya sama
pathetic girl, dan semoga masih tetep baca dan menanti crita selanjutnya. Ohiya
saran dan masukan atau kripik pedas boleh kok lewat kolom komentar demi
kemajuan tulisan dan crita yang saya bikin.
Saya undur diri dulu. Selamat Malam
.
.
.
Terimakasih Sudah Berkunjung
.
.
.
Kapan-kapan Main Lagi Ya...
.
.
lanjutanyya mbaaaak...
BalasHapus*uktie melati*
siaaaaaaap :D
HapusKaaak, lanjuuut #bawa obor# Taka kemana aja kamuu?! >_< #ngomel ama Taka#plak#
BalasHapus+Liberta Geovani+
Hallo Libertaaaa....
Hapusakhirnya menampakkan dir lagi disini...
Taka nya lagi ke pasar, beli canting sama lilin buat batikin kulitnya :D
Syaaaaaapppp lanjut :D