A Pathetic Girl with a Stubborn Boy Chapter V
Author :Parasarimbi
Genre : Romantic
Length : Chapter by Chapter (belum ada rencana sampai chapter berapa)
Cast : Manami Oku as Donna
Taka
Toru
Ryota
Tomoya
Disclaimer : Cerita punya saya, tapi tokoh bukan punya saya.
Enjoy!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author POV
Di tempat
lain
“Buaaaaaghhhh....!!!”
Seorang
lelaki tegap berambut pirang melancarkan pukulan ke rahang seorang lelaki
berambut gondrong dan berjanggut hingga tersungkur. Sedangkan seorang lelaki
gondrong yang lain tengah mencoba menahan lelaki pirang yang masih bernafsu
untuk kembali memukul lelaki yang sudah diberinya satu pukulan itu. Ia seakan
belum puas untuk menyalurkan amarahnya.
Dengan
sumpah serapah ia berteriak pada lelaki yang sedang mengelus pipinya menahan
ngilu akibat pukulan telak di rahangnya.
“Teman macam
apa kau Haaa!!!”
Sambil
menggerak-gerakkan pipinya berulang kali, lelaki itu memandang lelaki yang
sudah menghajarnya itu dengan sengit.
Pria
gondrong lainnya menguras tenaga akibat menahan tubuh lelaki berambut pirang
itu untuk maju kedepan, Ia berada di belakang tubuh dan seakan mengunci kedua
tangan lelaki berambut pirang untuk tidak melanjutkan aksinya kembali. Pria
berambut pirang itu meronta-ronta sekuat tenaga ingin melepaskan diri dari
cengkraman lelaki yang menahan tubuhnya.
Disela
rontanya, ia berteriak lantang,
“Kau yang
paling tahu jika aku sudah mengincar gadis itu sejak lama, tapi kau
dibelakangku...!!!”
“KATAKAN!!!
KELUARKAN SEMUA AGAR KAU PUAS!!!” Sambung lelaki dengan emosi yang tak kalah
kuat dari lelaki berambut pirang yang tadi memukulinya.
Kemudian
lelaki berambut gondrong yang tadinya terduduk itu bangkit berdiri dan hendak
membalas pukulan yang mendarat di rahangnya. Namun aksi itu digagalkan oleh
penengah mereka berdua, yaitu laki-laki yang masih memegang erat laju tubuh
lelaki berambut pirang gitu.
“Hey..
heyy... sudah hentikan !!! Hentikannnnnnn!!!”
Lelaki yang
menjadi penengah itu akhirnya berteriak keras karena sudah tidak tahan dengan
pertengkaran yang dilakukan oleh pria berambut pirang dan berambut gondrong
serta berjanggut itu. Kedua lelaki yang terlibat perkelahian itu akhirnya
menghentikan aksi mereka setelah dihentikan walaupun keduanya masih sama-sama
dikuasai oleh emosi.
“Kalian
sudah sama-sama dewasa. Bisakah menyelesaikan masalah tanpa emosi? Atau kalian
memang belum dewasa???” Tanya Si lelaki penengah sarat ketegasan.
Keduanya tak
menjawab dan hanya terdengar suara napas yang tersengal-sengal.
“Duduklah
kalian, kita bicarakan tanpa perlu menggunakan kekerasan!!” Tomoya mengajak
keduanya untuk duduk di tanah yang lapang. Keduanya langsung menurut untuk
duduk walaupun mengambil posisi saling berjauhan.
Lelaki
berambut pirang itu adalah Toru yang kini tengah diliputi rasa emosi jiwa yang
membuatnya tak bisa berpikir dengan baik hingga memukul sahabat karibnya yaitu
Ryota. Dan seseorang yang mencoba menjadi penengah diantara perkelahian mereka
adalah Tomoya. Mereka terlibat perkelahian yang sebelumnya tak pernah terjadi
dan baru pertama kali dialami oleh mereka. Persahabatan mereka kali ini sedang
diguncang sebuah permasalahan yang cukup pelik.
Dengan penuh kewibawaan dan
ketegasan, Tomoya mencoba menjelaskan duduk permasalahannya....
Author POV
end
~~~~~~
“Kau seakan
tak terlacak, dan tak ada yang mengetahui bagaimana keadaan terakhirmu sejak
kejadian itu” Ujar Taka memejamkan matanya sembari mengacak rambutnya pelan.
Memori yang
tiba-tiba menguar itu membuat kesedihan masa laluku tiba-tiba kembali. Membuat
airmataku yang tak pernah kubuang sia-sia lagi sejak 6 tahun lalu membasahi
pipiku. Aku merasa kenangan itu tidak seharusnya muncul, susah payah aku
menyingkirkan masalalu yang kelam itu.
Aku terisak
pelan, menyembunyikan tangisku.
Taka
mendengar dan menoleh kearahku.
“Maaf telah
membuatmu menangis, aku..aku paling tidak bisa melihat seorang gadis menangis.”
Taka meraih
kotak tisu yang ada di dashboard mobil kemudian memberikannya padaku, aku
mengambil beberapa lembar tisu untuk menghapus air mataku yang menetes. Setelah
meletakkan kembali kotak tisu ke dashboard, Taka duduk lagi dengan mencari
posisi ternyaman. Kemudian Taka kembali meneruskan apa yang ia ingin katakan,
“Malam itu
pukul 8 malam, aku masih sempat mengunjungimu yang masih belum tersadar dirumah
tetanggamu. Kau terlihat menggigil dan berulangkali kau mengigau memanggil
ibumu. Ibu..ibu.. Aku ikut denganmu..”
Dengan
pandangan menerawang dan sesekali menunduk Taka menirukan apa yang kukatakan
saat aku mengigau.
“Namun
ketika pagi hari aku datang, lingkungan rumahmu gempar karena kau menghilang
tanpa meninggalkan pesan dan petunjuk apapun. Polisi pun mencarimu namun tak
ada hasil.”
Taka
mengambil jeda sejenak untuk bernafas.
“Aku
mengikuti pelajaran dengan hati tak tenang, pikiranku melayang dan selalu
memikirkanmu, bagaimana keadaanmu,
dimana kau saat itu. Ahh... Aku seakan kehilangan akal sehat.” Taka mendecak
kesal, emosi masih terdengar dalam setiap kata-katanya dan ia mengacak rambutnya yang keriting dengan gusar.
“Sepulang sekolah,
aku mencari bajingan itu, kuseret dia dan aku menghajarnya habis-habisan di
lapangan dekat bukit sekolah. Kau tahu siapa yang kusebut bajingan? Dia adalah
mantan kekasihmu yang tanpa perasaan menjalin hubungan dengan wanita jalang
yang dulu kau sebut sahabatmu.” Ujar Taka ketus.
Tangisku
sedikit mereda dan aku menyimak kata-kata selanjutnya yang kurasakan menarik
ketika menyangkut mantan kekasihku dan mantan sahabatku.
“Dia tak
membalas perlakuanku sewaktu kuhajar, dia seakan menerima hukuman akibat
perbuatannya. Dan ia tak menanyakan sama sekali apa sebabku menghajarnya. Bajingan
itu hanya pasrah. “
Aku meremas
ujung bajuku dan hanya terdiam mendengarnya karena aku sudah berjanji untuk
mendengarkan Taka bercerita tanpa menginterupsinya satu pun.
“Ahh.. aku
malas sekali bercerita banyak tentang bajingan itu. Biar kupersingkat saja,
bajingan dan wanita jalang itu akhirnya menikah dan mereka bahagia selamanya
seperti dalam dongeng. Selesai.”
‘sudah
kuduga’ batinku pelan.
Bersambung
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yo yo yo... sudah chapter 5 aja, bakalan jadi brapa chapter ya nanti endingnya. hehehe
Lagi-lagi ngetik ini sambil ngantuk dan saya butuh kopiiiiiiiiiiiiiiiii................
.
.
Adakah yang masih penasaran sama kelanjutan critanya? Gomen ya Cheza kalo misalnya chap 5 kurang seru dibanding chap 4.
.
.
Selamat Malam
.
.
Kapan-kapan Main Lagi yaaa....
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Feel free to comment... silahkan....