A Pathetic Girl with a Stubborn Boy Chapter IV
Author :Parasarimbi
Genre : Romantic
Length : Chapter by Chapter (belum ada rencana sampai chapter berapa)
Cast : You as Donna (OC)
Taka
Toru
Ryota
Tomoya
Disclaimer : Cerita punya saya, tapi tokoh bukan punya saya.
Notes : Lanjutan
Chapter I
Chapter II
Chapter III
Enjoy!
“Ada apa ini
sebenarnya?” Batinku dalam hati
Taka menoleh
kearahku. Menatapku intens seakan meminta jawabanku atas pertanyaannya beberapa
detik yang lalu. Tangannya mengepal dan memegang setir bundar erat-erat sarat
emosi.
Aku mulai
bisa menguasai keadaan. Aku yang tadinya terlihat sangat ketakutan dan lemas,
kini sudah mulai bisa berpikir dan bernapas lebih dalam.
“Siapa kau sebenarnya? Apa masalahmu?” Ucapanku terdengar bergetar.
Taka
menghembuskan nafas dengan keras seraya mengalihkan pandangan ke depan.
Kemudian ia menggumam pelan,
“Kau tak
tahu betapa melelahkannya mencarimu....” Terdengar gemeletak gigi Taka menahan
geram
Kini giliran
aku yang menoleh,
“Mencariku?
tapi kita sama sekali tak punya urusan.”
“Itu
menurutmu!” Suara Taka meninggi.
Suara Taka
terlihat emosi dan tiba-tiba ia menstater mobil yang sama-sama kami tumpangi,
dengan serampangan ia melajukan mobil di jalanan yang lumayan sepi ini. Namun
siapa yang tak ciut nyali jika mobil ini dikendarai oleh orang yang seperti
sedang kesetanan.
“Taka
stopppp!!!”
Taka tak
menggubris perintahku sama sekali. Ia masih terus melaju dengan kecepatanan
tinggi dan terfokus pada jalanan. Berulang kali aku berteriak memintanya untuk
menghentikan laju mobil yang sangat cepat ini.
“Taka tolong
hentikaaaaan... Stopppp!!! Kau bisa membunuh kita berdua!!!”
Dengan
suaraku yang seperti ini tak cukup untuk menghentikan aksi Taka yang menggila
ini. Daripada nantinya aku mati konyol gara-gara perbuatan Taka ini akhirnya
aku menyerah dan melakukan kontak fisik dengan Taka dan memohon-mohon agar
segera menghentikan mobil.
Kupegang
lengan bagian atasnya erat-erat, dan membujuknya,
“Kumohon
hentikan sekarang, kita akan bicarakan ini baik-baik. Kumohooon...”
Dan
sepertinya berhasil, Taka mulai merespon perkataanku. Lama kelamaan laju mobil
ini semakin melambat hingga akhirnya berhenti disebuah jembatan yang berair
jernih.
Kami berdua
masih berada dalam mobil dengan keheningan, Taka meletakkan kepalanya dan
membenamkan wajahnya di setir mobil yang bundar. Tangannya mengepal keras dan
bergetar. Kemudian ia mengangkat kepala dan memukul-mukul setir mobil dan
berteriak kencang..
“Aaaaaaaaarghhhhhhhhhhhhh.............!!!!!”
Aku semakin
kacau dengan kelakuan Taka hanya bisa menutupi wajahku dengan telapak tanganku,
ia seperti diliputi suatu kemarahan yang luar biasa dan aku tak tahu apa hubungannya
denganku.
“Tolong
jangan berteriak, aku sangat takut...” Gumamku lirih
Taka
mendengar suaraku, ia mulai stabil. Ia mulai berhenti memukul setir mobil dan
berteriak. Berulangkali ia bernafas dalam-dalam untuk menurunkan kadar emosi
yang ada didadanya. Ia mengusap wajahnya yang penuh peluh dengan telapak
tangannya. Dengan bersandar di jok mobilnya Taka memejamkan matanya beberapa
saat. Sedangkan aku hanya mengamatinya dari ekor mataku.
Aku pun
turut menyandarkan tubuhku pada jok mobil, hari ini kurasakan adalah hari tidak menyenangkan yang kualami. Khayalanku semalam sepertinya memang
terjadi.
Taka mulai
berbicara,
“Dengar
Manami, aku akan berbicara dan kumohon kau untuk tetap diam dan mendengarkan”
Taka mengatakan tanpa menoleh kearahku.
“Baiklah.”
Jawabku singkat.
Dan aku
bersiap-siap untuk memasang telingaku baik-baik untuk mendengar setiap detil
perkataannya.
“Aku telah
mencarimu kemana-mana sejak kau menghilang 6 tahun yang lalu.” Ujar Taka dengan
pandangan yang menerawang.
Aku
terkesiap dengan ucapannya. Tiba-tiba memoriku 6 tahun yang lalu melesak keluar dari ingatanku,
Author POV
Flashback
Seorang gadis dengan perawakan tinggi dan
langsing serta cantik itu tengah berjalan di lorong sekolah. Dengan ramah ia
menyapa beberapa orang yang berpapasan dengannya. Ia terlihat membawa kotak
obat dan beberapa makanan kecil untuk ia antar ke tempat kesehatan yang berada
di pojok sekolah
Dialah Manami. Dengan riang ia
bernyanyi-nyanyi kecil ditengah langkahnya yang terlihat bersemangat. Hingga
tiba di pintu ruang kesehatan, ia mendengar suara-suara aneh didalamnya.
Seperti suara seorang laki-laki dan wanita yang tengah dimabuk asmara. Ia
menajamkan telinganya. Benar itu suara lelaki dan perempuan yang tengah
berhubungan dewasa.
Hatinya serasa dipukul palu godam, karena dia
tahu jika seseorang yang terbaring disana adalah seseorang yang dicintainya.
Kekasihnya yang tadi siang mengaku sakit dan beristirahat di ruang kesehatan.
Dan ia mengintip dari jendela ruang kesehatan yang tidak tertutup dengan gorden
tersingkap. Betapa dunia seakan runtuh bagi Manami melihat dengan jelas
kekasihnya bergumul mesra dengan seorang gadis yang ia ketahui adalah
sahabatnya sendiri.
Manami sempat jatuh terduduk dan menimbulkan
bunyi berdebam keras, hingga mengejutkan dua insan yang tengah berasmara
didalam sana. Hingga dua orang itu keluar dengan pakaian kusut dan rambut
acak-acakan kemudian membuka pintu dan menemukan Manami tengah menangis
tergugu. Kedua insan itu sangat terkejut ketika aksi mereka berdua dipergoki
langsung oleh Manami. Ketika sang kekasih hendak meraih tangan Manami,
tiba-tiba Manami bangkit berdiri kemudian berlari kencang hingga ia tak sengaja
menabrak orang itu tanpa meminta maaf.
Manami menuju kelasnya dan mengambil tas dan
segera pulang menuju rumahnya tanpa mengindahkan bahwa jam belajar masih
berlangsung. Ia tak peduli teriakan teman-teman dan Gurunya yang terkejut
melihat Manami yang biasa terlihat ceria kini menangis pilu. Tanpa Manami
sadari seseorang mengikutinya.
~~~~
Sepertinya hari ini bukanlah hari baik untuk
Manami, bahkan menjadi hari yang terburuk selama hidupnya. Bukannya suasana
hangat ibu yang menyambutnya namun sirine ambulan dan beberapa polisi serta
tetangganya yang berkumpul di sekitar rumahnya. Belum kering air mata Manami,
tanpa sengaja ia mendapati seseorang yang ditandu keluar dari rumahnya oleh
petugas rumah sakit berbaju putih-putih. Selimut menutupi tubuh yang ditandu
dengan bercak merah yang berada disekitar perut. Firasatnya mengatakan ada
sesuatu yang sangat buruk menimpa keluarganya. Dan benar saja, ia mengenali
seuntai gelang yang dikenakan oleh tangan yang menjutai dari tubuh yang ditandu
itu. Itu gelang milik Ibunya!!!
Mulutnya menganga, nalurinya sebagai anak
langsung berlari menuju tubuh yang berada di atas tandu yang kini telah diletakkan
di dalam ambulans. Ia berlari menerobos petugas dan naik menuju ambulans. Manami
memaksa untuk membuka kain yang menutupi wajah meskipun petugas rumah sakit
melarang, ia tak peduli. Ketika ia buka kain, dan ia pandang wajah yang
sekarang bertubuh kaku tersebut. Tiba-tiba Manami seperti orang gila, ia
berteriak histeris dan meracau berulang-ulang kali. Tubuhnya bergetar hebat dan
kakinya serasa lemas untuk sekedar berdiri. Benar pemilik tubuh kaku itu adalah
ibunya. Ibunya yang menjadi sandaran hidupnya, tempatnya berkeluh kesah dan
berbagi canda tawa. Kini ia takkan lagi melihat sosok ibu yang selalu
menghangatkan hari-harinya karena ibunya kini telah tiada dengan darah yang
bersimbah di sekitar perutnya.
Manami dipapah oleh salah satu petugas untuk
dititipkan di rumah salah satu tetangganya, sambil terus berteriak
memanggil-manggil ibunya. Samar-samar ia melihat bahwa ayahnya dibawa keluar
rumah oleh polisi dengan tangan diborgol, dengan darah yang masih tersisa di
tangannya. Manami berspekulasi bahwa ayahnya telah membunuh ibunya, karena
beberapa hari kemarin ia sempat mendengar pertengkaran ayahnya dengan ibunya.
Pertengkaran itu ia yakini sebagai sumber
permasalahan Ayah dan Ibunya bertengkar hingga berakhirnya nyawa Ibunya
ditangan Ayahnya. Dan Manami sempat mendengar beberapa kali ibunya menyebut
bahwa Ayahnya mempunyai wanita simpanan.
Sang tetangga membawa Manami kesalah satu
kamar kosong untuk dipakai Manami beristirahat dan menenangkan diri,
sesampainya di tempat tidur Manami langsung pingsan.
~~~~~
Malam hari sekitar pukul 11.30
Manami terbangun dari pingsan setelah melalui
berbagai mimpi buruk. Ia tidak berharap bahwa apa yang dialaminya hanya mimpi
dan ia akan terbangun dan menemui ibunya yang tengah menjahit. Tapi ia
menyadari bahwa semua itu nyata dan bukan mimpi, ia menyadari bahwa ia
terbangun di kamar tidur milik tetangganya. Ia kembali menangis tersedu-sedu.
Ia memikirkan kejadian sial yang dialami
bertubi-tubi. Pertama ia dikhianati oleh kekasihnya yang telah ia percaya dan
ia cintai. Kedua ia dikhianati oleh wanita yang bersama kekasihnya di ruang
kesehatan adalah sahabat terbaiknya. Ketiga dan terakhir adalah terbunuhnya ibu
di tangan ayahnya.
Manami sangat geram, ia jadi membenci
laki-laki terutama ayah dan kekasihnya sama-sama telah berkhianat, dan membenci
sahabatnya yang telah ia percayai bertahun-tahun. Manami tidak ingin
berlama-lama merasakan kenyataan pahit ini, ia memutuskan untuk pergi dari
tempatnya yang penuh dengan kenangan ini. Ia bertekad untuk segera memulai
hidup baru di tempat lain. Sendirian. Karena ia tak lagi percaya pada siapapun
terutama pada laki-laki.
Tengah malam ia kembali kerumahnya yang masih
diberi garis polisi berwarna kuning itu, tentu saja tanpa pengetahuan sang
tetangga. Dengan penuh kebencian ia mengambil koper besar dan mengeluarkan
pakaian-pakaian yang ada dalam lemari untuk dimasukkan kedalam kopernya.
Dokumen-dokumen penting yang ia butuhkan juga ia masukkan kedalam koper. Ia tak
membawa foto satupun karena sulit baginya membawa kenangan buruk di tempat yang
baru. Tak lupa tabungan-tabungannya ia kumpulkan dan ia bawa. Praktis dirumah
itu hanya ada bayangan masa lalu keluarganya yang indah.
Setelah koper sudah terisi penuh dan ransel
yang cukup berat, Manami melangkah keluar rumahnya. Sebelum meninggalkan
tempatnya berdiri, Manami memandang rumahnya untuk terakhir kali. Lama sekali.
Ia berjanji pada dirinya sendiri ia tak ingin kembali lagi ke rumah dan kota
yang memberinya trauma buruk.
“Selamat tinggal” Bisik Manami pelan
Kemudian Manami mulai melangkah dan berjalan
menjauh dari rumahnya. Semakin menjauh dan ditelan kegelapan malam.
Flashback End
~~~~~~~~~~
“Sejak
peristiwa itu kau tak pernah muncul lagi dan itu membuatku sangat frustasi”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sempet frustasi karena mau ngepost di blogspot ternyata ga bisa-bisa, ga tau kenapa. tapi akhirnya bisa juga. ayeyeyeye....
Dan lagi-lagi pas lagi ngetik efef ditemenin sama Cheza alias Author Haruchi Sara yang becanda gila-gilaan lewat chatting efbe. Dan dari bahan becandaan itu kita jadi punya bahan buat bikin collab efef.
Entah hasilnya seperti apa, kalau penasaran tunggu aja ya...
CATAT.
Kalau Penasaran.
Kalau enggak ya udah, hahahaha
.
.
Ada yang penasaran ga sama lanjutannya? Kira-kira misteri apa yang tersembunyi dari balik gadis bernama Manami alias Donna ini?
Tunggu aja chapter berikutnya.
Mungkin mikirnya kayak drama-drama cheesy gitu ya, tapi ya mikirnya juga kayaknya pas lagi cheesy sih, hahaha
.
.
Oke selamat malam.
.
.
Kapan-kapan Main Lagi Ya....
.
.
Mbaaaaaaaaaaaaa~ #hug
BalasHapusAku datang buat komen. Wkwkwkwkwk
Eh itu pas di mobil seru banget berantemnya. Masih bisa kebayang sh pas Taka marah-marah. Tapi sungguh gak kebayang pas Taka tereak frustasi gitu. Looooooolllll...
Itu tadinya si Manami mantan Taka ya? Iya gak Mba?
Tega-teganya selingkuh. Ckckckckckckck. #ngakak
Btw, jadi mba colabnya? Bwhahahahaha #kebayangobrolansemalem
@Haruchi Sara: jiahahahahahaha #hugbalik
Hapusmakasih udah mau balik cuman buat komen. hahahaha
seru ya seru ya? hahahahah
Manami mantannya Taka? kira-kira gimana? hahahahaha
Collabnya jadi dong, cuman ini tadi lagi rempong banget abis diajak temen nongkrong sama kerumah nenek. hahahaha
kita lanjutin efef kita nanti malam. okaaaay... #pelukjauh hahahaha
Wkwk. Masama, apapun untukmu mba. #eaaaaaaaa
HapusSeru dong. Seandainya aku wartawan disitu... Wkwkwk. Udah aku rekam dah pas mereka berantem. LoL
Ntah mba. Sepertinya begitu. Tapi gatau juga. Hahaha. Suka banget emosinya... :D
Eaaaaa... Gapapa mba. Aku tau dirimu sibuk. Hahaha #pelukecupbalik
Mwhahahahahaha
Kita ini kalo ngobrol pasti ya dibanyakin ketawa, hahahahahaha
BalasHapusasik-asik ada yang suka sama adegan brantemnya Taka sama Manami, :D
Coba kalo dibikin film ya adegan yang itu dengan manusia yang sama ahihihi
wokedeh, mungkin kalo tar malem ga ngantuk-ngantuk banget bisalah kita terusin lagi. tapi kalo udah agak ngantuk ya tidur dulu. hahahahaha
Haha. Biar awet muda mba :D
HapusHe'eh. Kalo dibikin film pasti seru. Tapi... Yang jadi pacarnya Taka harus aku. Wkwkwkwkwkwkwk #maunya
Okeh deh Mba. Kita liat sikon aja kalo yang itu. Hahahahaha
Iya biar kita awet muda kayak mamanya Taka ya, hahahahaha
BalasHapusAhh plis dehhh aku juga mau kalo gitu bukan kamu doang dek, hahahahaha
Hahhh !!! apah !!! Lihat silikon? syapa yang mau oplas???
wakakakakkakakakakaka
Iya dong mba. Pastinya biar mirip bumer #kibasrambut Wkwkwkwk
HapusAiiiihhhh, kalo begitu biarkan Taka memilih #eaaaaaa
Ngg, silikon? Ahahahahahaha. Aku malah mau ngeoplos silikon ama blangkon #opoiki (gaje mode: on)
ahiihi, biarpun dimirip-miripin ga bakalan bisa mirip. wkwkwkwkwkwwkwkwk...
Hapusiya biarkan taka memilih, tapi kayaknya dia akan memilih achan deh. wakakakakakaka
silikon sama blangkon? entah jadinya seperti apa? ga ada bayangan. huahahahahahahahahahaaha
Nah, itulah mba. Padahal klo mirip artinya jodoh. Bwakakakakakakak
HapusYaaaahhh, tapi aku setuju sih klo sama Achan (dlm hati kecewa ini). Wkwkwk.
Wkwk. Aku juga gk kebayang itu dicolab. LOL
ga mirip weee ga mirip..... huahahahaahha ketawa bahagia.
Hapusaku sih karna berharap taka adalah cowok tulen dan sangat jantan (?) jadi aku ndukung banget lah dia sama cewek manapun, tapi yang penting mreka awet dan bahagia. huahahahahhahaha
bakalan jadi apa itu kalo dicolab. hahahahaha
aku mau nulis lanjutan chapter 5 tapi lagi males ngetik karena jadinya bakalan lama. wkwkwkwkwkwkwk