Jumat, 20 Desember 2013

Fanfiction/ Fanfic / FF One Ok Rock ; You Left Your Heart in Me



Judul : You Left Your Heart in Me
Author:  Widi / Parasarimbi
Genre : Romantic
Lenght : Oneshoot
Rate: NC
Cast : Takahiro Morita  as Taka
          Aku = You
Disclaimer : Story is Mine


Enjoy



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Saat ini aku sedang berada di salah satu ruang kelas di kampusku, lebih tepatnya bersembunyi. Aku ingin berada disini hingga nanti malam, entah rasanya seperti tak ingin meninggalkan tempat ini. Akan tetapi saat mengingat perutku yang sudah sejak tadi minta isi ulang akhirnya aku menyerah. Lebih baik keluar saja dari persembunyian dan segera mencari peredam perut yang lapar.

Dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri, aku berjalan pelan menoleh belakang, kedepan, kesamping dan begitu seterusnya. Aku sedang tidak ingin bertemu maupun berpapasan dengan laki-laki bernama Taka

Siapa Taka?
Taka adalah salah seorang teman kampusku yang lumayan terkenal di kampus karena ia pintar menyanyi dan mempunyai sebuah band yang cukup tenar sebagai pengisi acara di kafe-kafe yang bagus.
Sebenarnya aku tak mengenal Taka, karena aku dan Taka berbeda jurusan studi. Namun karena beberapa teman akrab Taka adalah teman sejurusan dan sekelas denganku maka dari itu Taka sering sekali menyambangi kelasku demi bertemu dengan teman-teman akrabnya.
Dari Toru lah akhirnya aku mengenal Taka. Dia tidak tinggi, tidak cool namun berkharisma. Masalah ketampanan jujur kuakui Toru lebih tampan, namun untuk pesona aku tak mengerti kenapa aku lebih memilih Taka.

Lebih baik aku menghindari Taka untuk sementara waktu, aku sedang tak siap bertemu dengannya. Sungkan, takut, malu lebih tepatnya.

Baiklah akan kuceritakan permasalahannya kenapa aku menjadi seolah buronan seperti ini.

~~~~~~~~
~ Beberapa hari yang lalu saat aku terbangun di suatu pagi bukan dikamar tidurku, namun di sebuah kamar asing yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku sangat terkejut, amat sangat terkejut. Apalagi saat aku terbangun aku hanya menggunakan selimut sedangkan pakaianku entah kemana dan ditambah lagi disampingku sesosok pria tertidur pulas.
Gosh! Apa yang terjadi semalam?
Segera kucari dan kupakai pakaianku yang berceceran di bawah tempat tidur dan bersiap segera pergi dari tempat ini. Setelah semua barang-barang milikku tidak ada yang ketinggalan, aku berjalan mencari pintu keluar. Ketika sampai di ruang tamu, aku sempat melihat pigura dengan foto seseorang yang pernah kulihat di kampus sebelumnya, Taka.
Jantungku berdetak sangat cepat, jadi aku bermalam di kamar Taka??? Dan kami melakukan......
Tidaaaaaaaaak.......!!! 
Pintu keluar sudah kuraih dan aku sudah berhasil keluar dari apartemen Taka, berjalan dilorong dan mencari lift. Menunggu beberapa saat hingga akhirnya aku sudah berada diluar gedung apartemen Taka.
Menunggu kembali di pemberhentian bis hingga akhirnya aku telah berada didalam bus menuju apartemenku,


Ini semua gara-gara Toru.
Gara-gara ia mengajakku untuk ikut bergabung hangout bersama teman-temannya malam itu. Awalnya aku tak tahu kalau Taka ikut serta, tapi dari sanalah aku berkenalan dengan Taka. Memang masih agak kaku jika berbincang dengan Taka tidak seperti aku berbicara dengan Toru karena aku dan Taka baru saja saling mengenal. Wajar kan?
Dari obrolan biasa yang penuh canda pun berubah menjadi ajang pesta minum sake, ah aku benci minuman alkohol itu. Gara-gara minuman sialan itu aku jadi tidak ingat apapun lagi setelah itu dan berakhir di tempat tidur Taka. ~
~~~~~~~~~

Sekarang aku berada disebuah kedai okonomiyaki, menikmati makan soreku karena siang tadi aku tidak makan sama sekali. Ponselku berbunyi menginterupsi acara makanku. Dari Toru.

"Kau dimana?" Tanya Toru tanpa salam

"Aku masih marah padamu, tak usah bertanya aku dimana" Jawabku.

"Kalau kau marah kenapa menjawab teleponku?" Kata Toru di seberang sambil tertawa.

"Benar juga ya" Aku menggumam "Sudah jangan tanya aku dimana, aku sedang tak ingin bicara denganmu. Huh" Jawabku kemudian kumatikan panggilan dari Toru.

Kembali lagi kunikmati okonomiyaku yang tinggal seperempat porsi, akan kuhabiskan dalam satu suapan bila  ponselku tidak berbunyi lagi. Kali ini pesan teks email.
Aku kesal bukan main. Ternyata dari Toru lagi

"Hey, seseorang sedang mencarimu. Datanglah ke kedai kopi xx. Jangan terlambat. Penting."

"Aku tidak mau"

"Kau harus datang. ini penting."

"Tidak bisa Toru, aku sedang tidak sehat hari ini. Memang siapa yang ingin bertemu denganku?"

"Taka"

Aku terhenyak, serasa tidak lagi bernafsu untuk menghabiskan sisa potongan okonomiyaki. Badanku sedikit gemetar. Aku belum siap untuk  bertemu Taka, sangat belum siap.
Teks email datang lagi dari Toru

"Jika kau tak datang akan kuberikan no. ponsel dan email address mu pada Taka. Bagaimana? Ini ancaman yang cukup halus bukan?"

Gosh. Mataku membulat seketika. Toruuu! Akan kucincang kau.
Kuketik lagi email balasan untuk Toru

"Toru, tolong katakan pada Taka jika aku tidak bisa menemuinya hari ini. Aku sedang tidak sehat.
NB: AKAN KUBUNUH KAU JIKA KAU BERIKAN NO.PONSEL DAN EMAIL ADDRESS KU PADA TAKA.

"Kau sakit apa? Hamil? Padahal kau baik-baik saja di kelas tadi"

"Toruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!! APA MAKSUDMU??? Akan kubunuh kau dua kali!!!"

"Hahahahahahahaha, baiklah."

Ah aman. Walaupun Toru menyebalkan tapi setidaknya ia sangat menghormati keputusan orang lain dan bisa memegang janji. Tapi tunggu, aku mengamati kembali pesan teks dari Toru.
Kuamati kata-kata 'Hamil'. Damn! Jangan-jangan Toru sudah mengetahui peristiwa antara aku dan Taka. Jika benar Toru sudah tahu, aku jadi malu berhadapan dengan Toru.
Esok hari

Aku mengemasi buku-buku yang lumayan tebal ini, mata kuliah siang ini telah berakhir jadi aku berencana pulang ke apartemen lebih cepat. Aku tidak mau menunggu kelas sepi, sesegera mungkin aku ingin berlari keluar kelas agar segera pulang dan tidak bertemu Toru dan Taka tentunya. Namun aku tidak beruntung, saat aku berjalan cepat di koridor kampus aku menangkap suara Toru berteriak dan berlari menuju kearahku. Ah Sial!
Ku percepat langkahku kembali tapi akhirnya tertangkap juga oleh Toru. 

"Kau sudah sehat? Ayo kuantar kau untuk bertemu Taka" Kata Toru sembari merangkul pundakku

"Aku belum sehat Toru, lepaskan tanganmu. Aku ingin pulang" Jawabku sembari melepas lengan Toru yang berada dipundakku.

"Belum sehat kau bilang? Kau itu tidak sakit. Kau hanya ingin menghindar lagi kan?" 

"Daripada kau mengantarku bertemu Taka, lebih baik kau mengantarku pulang. Let's Go" Aku menarik tangan Toru sambil berjalan, namun Toru tidak berpindah pada tempatnya.

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan, ini sudah beberapa kali kau sangat susah ditemui. Sebenarnya ada apa denganmu?" Nada bicara Toru mulai tinggi

"Kau yang ada apa Toru? kenapa kau sangat bernafsu sekali mempertemukan aku dengan Taka? Apa masalahmu?" Aku ikut naik darah

Karena koridor ramai dengan lalu lalang, Toru menarikku menuju bawah pohon di halaman kampus yang cukup luas ini. Kemudian Toru mengatakan sesuatu

"Aku sudah mengetahui semua dari Taka"

Deg!!!

"Apa yang kau ketahui?" Aku seperti kehilangan harga diri di depan Toru.

"Semuanya. Detil. Jangan paksa aku untuk bercerita kronologinya, karena aku tidak mau" Jawab Toru sambil menatapku nanar

"Tapi itu semua karena kau Toru" Jawabku lemas sambil menundukkan kepala

"Aku tahu. Aku minta maaf. Benar-benar dari hatiku yang terdalam. Maafkan aku" Toru membungkukkan badannya.

"Sudahlah, semua sudah terjadi. Menyesalpun takkan mengembalikan ke keadaan semula." Jawabku diplomatis

"Tapi aku ingin bertanggung jawab atas semua kesalahanku padamu"

"Maksudmu?"

"Aku harus mempertemukanmu dengan Taka, ada sesuatu yang Taka ingin bicarakan kepadamu" 

Aku menghela nafas. Bertemu Taka saat ini memang berat, namun harus kuhadapi agar masalah ini segera selesai dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau tanpa merasakan beban.

"Baiklah, panggilah dia. Aku akan menunggu disini.

Sebuah suara mengiterupsi

"Aku sudah disini" 

Taka

Aku menoleh kebelakang, ada seseorang yang sedang bersandar di tembok dan benar Taka ada di belakangku berjarak 5 meter tanpa kuketahui sejak kapan ia berdiri disana.

Aku mempersiapkan nyaliku dan menenangkan hati yang sedang kalang kabut ini. Perlahan Taka mulai berjalan mendekat ke arahku sementara Toru berjalan pergi dari tempat kami berada untuk memberikan waktu untukku dan Taka bicara serius empat mata.

"Hai" Sapa taka

"Hai juga" Jawabmu canggung

"Kudengar dari Toru kalau kau kurang sehat, apakah sudah baikan?"

"Ehm ya.. itu kemarin tapi sekarang sudah baik. Terimakasih telah mengkhawatirkanku"

Taka hanya mengangguk kemudian memulai pembicaraan lagi. Kami berdiri berhadapan.

"Maaf atas kejadian seminggu yang lalu, aku..."

"Taka.. sudahlah tak perlu kau teruskan. Lupakan kejadian itu dan anggap tak pernah terjadi jika kau merasa keberatan."

"Apa maksudmu? Tentu saja aku tak akan pernah lupa, bagaimanapun kita pernah bersama dalam satu tempat tidur"

"Taka....!"

"Kumohon padamu jangan pernah lupakan kebersamaan kita"

Aku hanya terdiam
"Aku ingin langsung pada poinnya jadi  ijinkan aku mengatakan sesuatu" Taka menatap wajahku.
 
Aku mengangguk dan tersenyum untuk memberinya waktu berbicara.

"Saat aku terbangun dan melihat disampingku kosong karena kau tak ada, aku merasa sangat sepi. Hari-hari esok pun seperti itu. Sepi." Kata Taka "Demi apapun aku merasa hari-hari itu adalah hari paling sepi yang pernah kulalui"

Aku menyimak kata demi kata dari yang Taka ucapkan

"Saat itu aku menyadari bahwa kau meninggalkan sesuatu"

"Tapi semua barang-barangku tak ada yang tersisa diapartemenmu" Kilahku

Taka tersenyum

"Bukan barang yang aku maksud, tapi hatimu... tertinggal disini" Taka meraih tanganku dan meletakkannya didadanya.

Aku semakin berdebar

"Jadilah kekasihku" Pinta Taka

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aduh beroooo, susah ya berooo bikin efef berunsur enci kayak gini. Ini Request'an dari teman saya (sebut saja pete).
Saya kurang begitu bisa paham ya masalah enci enci gitu, jadi ya hanya itu yang bisa saya sajikan dari pemikiran saya.
Kalo ada yang kurang-kurang ya maaf ya kalau amburadul ceritanya.
.
.
Bye...
.
.
Kapan-kapan Main Lagi ya...


6 komentar:

  1. aku jatuh cinta sama taka... baca ff ini berasa kayak aku sama taka ajj nahh hehehe

    BalasHapus
  2. haduh jantung berasa pengen copot elaahhh. Gila :")
    Feel nya Taka dapet banget!
    Good job kak Widi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. duh sini aku pegangin biar ga copot haha
      tengkyu erinsa, salam kena ya

      Hapus
  3. Ya elah bisa ya tu cewek temenan sama Toru, kalo aku mungkin gak bisa, udah aku tembak aja dari awal wkwkwk

    BalasHapus

Feel free to comment... silahkan....