Jumat, 03 Januari 2014

Fanfiction / Fanfic One Ok Rock ; One Ok Rock Save My Life



Judul : One Ok Rock Save My Life
Author: Parasarimbi
Genre: Teen
Lenght: Oneshoot
Cast : Manami (OC)
          Ayase (OC)
          One Ok Rock
Disclaimer : Cerita punya saya, ide cerita dari Cheza, Castnya punya  bapak emaknya.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Terlahir sebagai gadis yang berpenyakit adalah bukan kemauanku, rasanya benar-benar sangat menyakitkan apabila menyadari aku memiliki cacat bawaan sejak aku lahir.
Aku menderita penyakit jantung lemah, aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan penyakit ini karena penyakitku ini tak bisa disembuhkan. Tubuhku terlalu lemah untuk segala aktifitas yang kulakukan, bahkan hanya akfititas kecil seperti mencuci piring. Aku merasa menjadi anak yang tak berguna untuk kedua orangtuaku. Benar-benar menyakitkan.

Ayahku, beliau sangat menyayangiku. Tak pernah sekalipun perhatiannya luput padaku karena aku adalah putri satu-satunya dan dengan alasan penyakitku juga beliau sangat protektif dan sedikit mengekang atas semua kegiatanku.
Begitu pula dengan Ibuku, beliau tak kalah kerasnya dengan Ayahku. Ibuku pun sering memarahiku apabila aku sedikit membangkang dengan segala peraturan yang dibuat oleh Ayahku. Terkadang aku lelah dengan semuanya, lelah dengan perlakuan Ayah Ibu, lelah dengan keadaanku yang tak mampu berbuat apa-apa, dan lelah dengan penyakitku.
Ingin rasanya kubuang jauh-jauh penyakit ini hingga aku takkan mengalami lagi penderitaan ini. Ingin rasanya aku mengutuk takdirku ini dan menimpakan kesalahan kepada semua orang. Tapi, aku menyadari jika aku mengutuk dan menyalahkan orang lain pun tak akan bisa menyembuhkan penyakitku. Penyakit yang akan bersarang di tubuhku seumur hidupku dan tak akan pernah bisa lepas dari tubuhku hingga aku tiada.

Kenapa aku tidak bisa menjadi gadis normal kebanyakan?
Aku ingin sekali pergi bersama teman-temanku mengunjungi taman bermain dan berbelanja barang-barang yang disukai gadis-gadis seusiaku. Dan satu lagi keinginanku yang sangat kuimpikan, aku ingin sekali menonton pertunjukan musik band kesukaanku. ONE OK ROCK.
Band yang mempunyai 4 anggota bertalenta, dengan lagu-lagunya yang membawa semangat hidupku menjadi lebih positif. Aku sangat menyukai mereka dan tak pernah bosan untuk selalu mendengarkan lagu-lagu mereka tiap hari. Aku terhibur dengan lagu-lagu dan video mereka yang kunikmati lewat laptopku. 

Penampilan Taka yang sangat luar biasa dengan modal suara yang sangat membuatku takjub dan tak percaya jika ada lelaki yang begitu membuatku terpana. Suaranya sangat stabil walaupun ia bergerak kesana kemari, melompat dan berlari sepanjang panggung seperti tak kehabisan tenaga dan nafas.

Toru, gitaris yang sangat keren. Dia mampu membuat wanita tergila-gila kepadanya karena ketampanannya dan skill nya dalam bermain gitar. Raungan gitarnya menjadi bukti bahwa ia adalah seorang gitaris berbakat dan ia pun pandai menciptakan lagu seperti Taka.

Ryota, dia adalah seorang bassist yang terlihat paling kalem dari kesemua personel One Ok Rock. Petikan bass nya beradu dengan suara gitar Toru, ia sangat garang jika sedang memetik senar bassnya dipanggung.

Terakhir adalah Tomoya, Tomoya adalah anggota tertua di One Ok Rock dan seorang penggebuk drum. Kaki dan tangannya sangat lincah bergerak berirama sesuai tempo. Ia sangat suka mengeluarkan ekspresi aneh di wajahnya saat ia sedang beraksi dengan drumnya.

Itulah mengapa alasanku sangat menyukai band One Ok Rock.

~~~~

Aku seorang gadis biasa berusia 18 tahun, bersekolah di salah satu sekolah tinggi di Tokyo Jepang. Bukan murid yang istimewa karena kelemahanku pada fisik, namun prestasiku dibidang akademik bisa dibilang lumayan untuk membuat Ayah dan Ibuku bangga. 
Di sekolah ini, aku hampir tak mempunyai banyak teman. Meski begitu aku tetap memiliki seorang sahabat yang sangat mendukungku dan menerimaku apa adanya. Namanya Ayase.
Ayase juga sangat menyukai band One Ok rock, bahkan dari Ayase lah aku mengetahui band ini dan bergabung menjadi penggemar One Ok Rock pula. 
Terimakasih Ayase.

Tadi siang saat makan siang di kelas, Ayase bercerita padaku bahwa 2 minggu lagi One Ok Rock akan menyelenggarakan konser di Zepp Tokyo dan Ayase berencana untuk datang menonton konser.
Inilah yang membuat aku sangat murung malam ini, karena aku sangat ingin sekali menyaksikan konser itu, tapi dengan kondisi seperti ini apa mungkin aku bisa pergi?
Ayah dan Ibu pasti tidak akan mengijinkanku pergi dengan alasana apapun, mereka akan menolak dengan keras dan tak akan mengubah keputusannya.
Bagaimana ini?
Aku sangat ingin menyaksikan konser itu dan ingin bersenang-senang dengan sesama penggemar One Ok Rock. Jika tidak ada penyakit sialan ini aku pasti akan dengan sangat mudahnya bisa datang ke Zepp Tokyo dengan para penggemar One Ok Rock dan Ayah Ibu pasti takkan keberatan memberikan ijin.

Hampir semalaman aku memikirkan acara konser One Ok Rock diatas tempat tidurku, dengan mata yang tak bisa terpejam dan pikiran seperti benang kusut. Batinku bergejolak antara datang atau tidak dengan memikirkan konsekuensi terburuk jika aku jadi menonton dan memikirkan suatu penyesalan apabila aku tidak datang menonton. Aku belum menemukan jawabannya, tapi aku sudah memutuskan untuk berencana mengumpulkan uangku untuk membeli tiketnya dahulu.
Setelah beberapa saat aku pun tertidur lelap menjelang dini hari.

~~~

Pagi hari
 
"Ayase! Ayase...tunggu!" Aku memanggil Ayase agak keras karena ia sudah menuju pintu gerbang sekolah.

Ayase menoleh kemudian berhenti dan menyambutku yang menuju kearahnya dengan sedikit terengah-engah.

"Eeeh Manami... Kau mengejarku? Jangan berlari-lari ingat kesehatanmu" Omel Ayase

"Iya aku tahu, kau sangat cerewet sekali" Cibirku

Ayase melotot

"Cerewet katamu?? Kau ini.. bagaimana kalau kau kambuh lagi dan lagi-lagi orang tuamu yang datang dan pasti memarahiku" Ayase berkata sambil berkacak pinggang

Aku tergelak mendengar omelan Ayase yang memang benar adanya jika penyakitku kambuh Ayah Ibuku pasti datang kesekolah dan sering mengomel pada Ayase.
Beruntung Ayase adalah sahabat yang baik, ia tidak pernah marah dan sakit hati karena dimarahi oleh Ayah dan Ibuku tapi ia sangat bijaksana dan menganggap wajar karena kekhawatiran orangtua terhadap anaknya.
Ah Ayase.. kau sangat dewasa sekali. Terimakasih sudah menjadi sahabatku yang baik.

"Hahaha, baiklah ayo kita sambil berjalan" Aku meraih tangan Ayase dan menggandengnya menuju kelas kami.

~~~

Siang hari 

Aku sedang memakan bekalku yang dibawakan ibu dari rumah di ruang kelas bersama Ayase. Sambil makan kami juga mengobrol tentang One Ok Rock, band kesukaan kami berdua.
Hingga percakapan kami menyinggung tentang konser One Ok Rock di Zepp Tokyo.

"Aku sudah tak sabar lagi ingin segera menyaksikan mereka secara langsung" Ayase sangat girang.

"Pasti sangat menyenangkan ya?" Sahutku

"Tentu saja Manami, ini akan jadi konser yang paling spesial di hidupku..."

'....Hidupku juga'. batinku

"Memangnya kau akan berangkat dengan siapa Ayase?" 

"Aku berencana berangkat dengan siswa kelas lain yang ingin menonton juga, kira-kira 15 orang yang ingin menonton"

Mata Ayase berbinar-binar

"Waaaah banyak sekali Ayase...Andaikan aku bisa ikut menonton juga"

"Akan kumasukkan kau kedalam peti dan kukirimkan ke alamat rumahmu jika kau berani untuk ikut menonton bersama kami" Ayase melotot galak

"Ayolah Ayase... aku kan juga penggemar mereka dan aku juga ingin menonton mereka..." Rengekku

"Tidak Manami, aku khawatir akan kesehatanmu. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa disana"

"Ayolah Ayase, aku tidak akan banyak gerak disana. Aku janji akan menjaga kondisi tubuhku" 

Ayase menggeleng-gelengkan kepalanya

"Sekali tidak tetap tidak Manami, kau tahu orang tuamu sangat galak sekali dan telingaku sudah pedih mendengar omelan orang tuamu padaku"

"Maafkan orang tuaku kalau begitu. Kau pasti sangat sakit hati mendengarnya.." Wajahku berubah merengut

"Aku tidak masalah dengan itu, selama orangtuamu masih percaya denganku sebagai sahabatmu itu berarti orangtuamu tidak benci padaku. Dan segala omelannya kuanggap sebagai tanda sayang orang tua pada anaknya, tak perlu kuatir akan hal itu" Ayase menjelaskan dengan panjang lebar.

Aku mengangguk riang

"Lagipula kau kan belum pernah menyaksikan konser sebelumnya bukan? Kau tidak tahu betapa tersiksanya saat berdesak-desakan dengan antrian pentonton konser yang lain, itu akan membuatmu susah bernafas"

Ayase melanjutkan kicauannya sementara aku hanya mengangguk-angguk masa bodoh sambil menyesap minumanku.

"Yasudah tak perlu kita bahas lagi tentang konser ini, daripada nanti kau tergoda ingin ikut menonton" 

"Baiklah, mari kita habiskan makanan kita...." Seruku senang

"Mariiiii...." Jawab Ayase tak kalah senang

~~~

Malam hari

Sudah kuputuskan bahwa aku harus datang dan menonton konser itu, tak peduli apapun konsekuensinya. Meskipun Ayah, Ibu dan Ayase tak mengijinkanku, aku tetap akan berangkat. Aku hanya ingin melihat secara langsung orang-orang yang menjadi penyemangat hidupku.
Aku tak perlu mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli tiket, karena aku sudah memiliki tabungan yang berasal dari uang saku dari Ayah yang diberikan padaku tiap bulan namun jarang kubelikan apapun. Jadi aku hanya tinggal membeli tiket konser saja dan menyiapkan mental dan fisik untuk berdesak-desakan dengan penonton lain di venue. 
Dan aku akan tetap menjaga rahasiaku ini pada agar Ayah, Ibu dan Ayase tak tahu jika aku akan menonton konser ini.

"Taka, Toru, Ryota, dan Tomoya.... tunggu kehadiranku disana.." Gumamku pelan dan mulai terlelap.

~~~

Dua minggu kemudian

Cuaca hari ini kurang bagus, hujan terus mengguyur sejak tadi pagi hingga siang. Aku mendesah kecewa.

"Bagaimana ini, hujannya tak kunjung berhenti. Padahal aku harus segera berangkat ke Zepp Tokyo"

Bila tak segera berangkat aku sangat khawatir jika tak mendapat spot yang bagus untuk penampilan mereka dan tertutupi oleh penonton di depanku yang berbadan tinggi. Akhirnya kuputuskan untuk berangkat di saat hujan seperti ini, aku mengendap-endap berjalan keluar rumah.
Ayahku tentu saja sedang bekerja, dan Ibuku sedang tidur siang di kamarnya. Momen yang bagus untukku melarikan diri ke Zepp Tokyo. Maafkan aku Ibu jika aku kabur dari rumah, tapi aku berjanji aku akan segera pulang kerumah jika konser sudah usai.

Dengan payung dan jas hujan yang kukenakan serta tas kecil yang berisi tiket, dompet dan obatku, aku segera berjalan menuju jalan raya. Setelah beberapa menit berjalan akhirnya aku sampai juga di jalan raya, kemudian segera menghentikan taksi begitu ada taksi kosong.
Agak kedinginan juga kurasakan setelah aku berhujan-hujan ria, namun tak kurasakan hawa dingin itu karena aku sangat gembira dan tak sabar menunggu ingin segera sampai di Zepp Tokyo.

Setengah jam kemudian aku telah sampai di Zepp Tokyo dan... aku sangat takjub dengan antrian di Zepp Tokyo. Mereka tidak berpindah dari tempatnya padahal saat ini sedang hujan yang bisa membuat mereka sakit. Mereka memang penggemar yang luar biasa.
Aku memakai masker, jaket dan jas hujan kukenakan lagi untuk berlindung dari hawa dingin. Tak lupa payung pun kubuka agar lebih melindungi diriku dari terpaan hujan dari atas. Meskipun begitu aku masih merasa kedinganan karena jas hujanku sedikit sobek dan menembus bajuku hingga basah.
Aku berharap penyamaranku ini tak diketahui oleh Ayase maupun teman-teman di sekolahku dari kelas lain, semoga saja.

~~~

Saat Konser

Tuhaaaaaan.... ternyata seperti ini rasanya menonton konser.

Lihat Taka... Pesonanya sangat memancar, ia seperti mengabsen para penonton dengan melihat wajah masing-masing penonton. Suaranya benar-benar indah seperti yang kudengar di laptop.
Beberapa lagu sudah dinyanyikan oleh Taka seperti Deeper-deeper, Chaosmyth, dan masih banyak lagi.
Saat Taka meminta kami semua untuk berjongkok di lagu Let's Take It Someday, aku terpaksa tidak mengikutinya karena sangat susah bagiku untuk melompat-lompat dan aku takut penyakitku akan kambuh.

Toru...oh Toru kau benar-benar mengalihkan duniaku, tampan sekali kau diatas sana. Memang kapan kau terlihat jelek? Kurasa tidak pernah.

Ryota dan Tomoya... kalian benar-benar soulmate yang keren. Musik kalian sangat luar biasa dan benar-benar membuatku berdecak kagum.

Aku sangat menikmati konser ini dengan mengangguk-anggukkan kepala mengikuti hentakan musik yang tercipta. Tanganku lebih banyak menunjuk keatas seirama dengan anggukan kepalaku.
Tuhaaan, ini benar-benar konser yang sangat luar biasa untukku. Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk melihat konser musik mereka. Aku sama sekali tak menyesal datang dengan susah payah kemari dan menikmati hingar bingar musik rock yang cukup memekakkan telingaku.

Selang pertengahan konser menuju lagu akhir berjalan, karena berdesak-desakan dengan penonton yang lain aku jadi agak susah bernapas. Napasku mulai bekerja kurang baik, tapi aku masih bisa menikmati konser ini.
Hingga menuju lagu terakhir, aku sebenarnya sudah merasa bahwa penyakitku akan kambuh lagi. Tapi masih bisa kutahan dengan mengalihkan perhatianku sepenuhnya pada konser. 
Lagu terakhir adalah Wherever You Are, lagu yang sangat romantis hingga membuat nafasku agak stabil kembali dan bisa menikmati syahdunya lagu besama penonton yang lain.

Lagu Wherever You Are sudah selesai dinyanyikan dan mereka berpamitan kepada penonton  untuk undur diri ke belakang panggung, riuh suara para penonton menggema meneriakkan kata "We Want More" dan "Ankoru" berulang-ulang.. dan "Wooooo..." dari intro lagu Answer is Near
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya para personel One Ok Rock kembali lagi ke panggung dan berbicara kepada penonton bahwa meraka sangat berterimakasih atas kedatangan kami di konser mereka di Zepp Tokyo. Sedangkan para penonton membalas ucapan terimakasih mereka dengan mengepalkan tangan keatas dan meneriakkan "Yeeeeeee!!!"
Hingga akhir kata Taka mengatakan bahwa lagu terakhir adalah Clock Strikes, dan ini adalah lagu kesukaanku. Seketika penonton bergemuruh dan menjadi lebih bersemangat lagi, terjadi dorongan antar penonton yang aku terlibat didalamnya...
Saling mendorong di depan, samping dan belakang membuatku terhuyung tapi aku masih bertahan. Hingga saat Taka menyanyikan lagu part "Woooooooooo" bersama penonton terjadi dorongan yang sangat kuat dari samping dan itu membuatku sangat terkejut.
Hingga aku merasa kepalaku agak pusing dan tiba-tiba jantungku berdetak lebih lambat kemudian gelap..

~~~

Samar-samar aku terbangun di ruangan gelap ini, dimana aku? kenapa sepi sekali disini?
Yang terakhir kuingat adalah aku masih di kerumunan konser bersama penggemar yang lain dan belum selesai di lagu Clock Strikes.
Apa aku tertidur disini? Dimana orang-orang? kenapa tidak membangunkan aku jika aku memang benar tertidur?

Aku berdiri dan meraba-raba di ruangan gelap ini. Tak ada dinding, hanya lantai yang dingin.
Sejuta pertanyaan ada di kepalaku, hingga tiba-tiba aku melihat sinar yang sangat terang sekali hingga membuat mataku menyipit karena sangat silau.
Aku berjalan menuju sinar itu karena aku yakin itu adalah pintu keluar venue, aku ingin segera pulang dan meminta maaf pada Ayah dan Ibu karena mereka pasti khawatir dan mencariku.
Aku berjalan dan berjalan.. hey..kenapa jaraknya seakan jauh sekali. Padahal kulihat hanya beberapa meter saja tapi seakan-akan aku berjalan tak ada habisnya...

Hingga akhirnya perjalananku berujung juga, pintu keluar yang terang itu hanya tinggal sejangkah dan tinggal selangkah lagi kakiku menginjak samar-samar aku mendengar suara yang sangat beragam.
Ada suara tangis dua orang perempuan, suara tangis seorang laki-laki dan beberapa suara laki-laki yang memanggil-manggil namaku agar aku bangun.
Mereka pikir aku sedang tertidur ya? Padahal saat ini aku sedang berjalan menuju pintu keluar. Ah suara yang sangat aneh...

Saat aku akan berjalan selangkah lagi menuju pintu itu, tiba-tiba sebuah suara  berteriak keras tepat di telingaku...

"Manami, bangunlah...! Tontonlah konser kami lagi...!!! Ayah dan Ibumu mengijinkan kau menonton konser One Ok Rock lagi!!!"

Hey... suara itu. Aku sangat familiar dengan suaranya. Ahh aku ingat...! Ini suara Taka! ya benar-benar...Ini suara Taka. Aku sangat hapal suaranya.
Tiba-tiba sinar terang dari pintu keluar itu semakin memancar dan sinarnya membuat mataku sangat sakit sekali hingga aku memejamkan mata dan tak kuat untuk membuka mata...
Dan seakan tubuhku terseret kembali menuju ruang gelap itu, nafasku kembali berat dan....

"Heegggghhhhhhhhh......!!!"

Aku terbangun dengan nafas tersengal-sengal dengan posisi berbaring, mataku masih samar-samar melihat kearah atas. Masih mencoba beradaptasi dan menyadari sedang dimana aku berada.
Aku mencoba bangkit untuk duduk. Seseorang memeluk tubuhku secara tiba-tiba dengan tangisannya yang memilukan hati, dan aku sangat bingung. Dan seseorang memanggilku,

"Manami kau sudah sadar?" 

Itu suara Ayase

"Manami, Ibu sangat khawatir padamu Nak, jangan tinggalkan Ibu dan Ayah. Kami sangat menyayangimu..." 

Tunggu.

Aku memperjelas penglihatanku dan kesadaranku, Aku melihat Ayah tersenyum bahagia sedang menyeka airmata dengan tangannya. Aku melihat Ayase sedang menutupi wajah dengan tangannya dengan tubuh bergetar sesenggukan, dan ini aroma Ibu. Pasti yang sedang memelukku adalah Ibu.
Dan ada lima orang lagi di ruangan ini...
Seorang lelaki dengan stetoskop yang menggantung di sekitar lehernya dan empat orang lelaki lainnya...
Oh My God!
Aku membulatkan mataku ketika mengetahui mereka adalah Taka, Toru, Ryota dan Tomoya berada diruangan yang sama kepadaku. Mereka melihatku dengan wajah yang lega, dan mereka masih memakai kostum yang sama saat kulihat dari bawah panggung tadi.

"I..Ibu... Apa yang terjadi?"

Ibuku masih terisak tak menjawab

"Ayah.. kenapa kalian menangis? Kenapa aku bisa ada disini?

Ayahku juga tak menjawab dan hanya menghela napas

"Bodoh! Kenapa kau tak mengatakan padaku kalau kau juga menonton konser??! Aku hampir saja kehilangan sahabatku yang paling bodoh!!"

Ayase berteriak padaku kemudian memelukku di sebelah ibuku, jadi aku dipeluk oleh dua orang sekaligus.

"Memang apa yang terjadi" Aku menggumam bingung

Seorang lelaki berstetoskop menjawab, mungkin dia dokter.

"Syukurlah, kau sudah sadar dan bisa kembali berkumpul bersama orang tuamu. Maaf bisakah kuperiksa detak jantung pasien sebentar?" 

Ibu dan Ayase melepaskan pelukannya ditubuhku, kemudian dokter meletakkan stetoskopnya di leher sebelah kiri.

"Nafasnya belum terlalu stabil, ini sudah dini hari. Lebih baik pasien dibawa menuju rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut" Titah dokter itu.

"Baiklah dokter, setengah jam lagi kami akan membawa putri kami kerumah sakit segera" Ayahku menjawab perintah dokter.

Setelah dokter itu berlalu, ruangan jadi agak ramai karena omelan dari Ayase serta Ibuku. Mereka menceritakan bahwa tadi aku sempat tak bernafas dan jantungku berhenti berdetak selama 2 menit lebih. 
Segala teriakan dan goncangan ditubuh tak membuat nafasku kembali, hingga akhirnya Taka berteriak kencang ditelingaku kemudian saat itu aku kembali tersadar dalam beberapa menit.
Kemudian Ayase menceritakan bahwa dia dan para member One Ok Rock kena omel kedua orang tuaku pada saat aku masih terbaring tak sadarkan diri. Aku langsung terkekeh mendengarnya dan mau tak mau semua yang berada diruangan pun tertawa hanyut dalam suasana yang bahagia.

Tomoya menginterupsi cerita Ayase, Tomoya berkata bahwa bila nanti One Ok Rock konser lagi mereka akan mengundangku dan Ayase untuk datang menyaksikan konser mereka. Tomoya menambahkan bahwa mereka akan meminta crew panggung untuk menyediakan tempat untuk penonton yang berkebutuhan khusus seperti aku.
Bukan main bahagianya aku dan Ayase mendengar itu. Aku dan Ayase saling berpelukan saat itu juga. 
Aku melihat kearah Ayah dan Ibuku, mereka hanya mengangguk sambil menyeka sisa-sisa airmata di pipinya.
Aku kembali memeluk Ayase dan menangis bahagia kemudian satu persatu member One Ok Rock menyalamiku dan menepuk-nepuk pelan kepalaku.
Hari yang begitu indah, Terimakasih Tuhan telah memberi kesempatan padaku untuk hidup kembali dan terimakasih One Ok rock. 
You Save My Life.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya efef ide dari Cheza udah kelar, Gimana chez? 
Semoga tidak mengecewakan ya. kritik & saran ya tetep . hehehehe
Efef ini idenya dari Cheza yang inti critanya dia bilang ada cewek yang punya sakit lemah jantung, trus dia ngefans sama OOR. dia nekat nonton konser OOR sampe ujan-ujan juga, kemudian pas encore clock strikes si cewek pingsan. 
Dan jadilah efef ini, saya cuma ngembangin isi ceritanya doang.
Sumpah kayaknya ini efef terpanjang yang pernah saya tulis. Tapi gapapa ding biar jadi latihan biar bisa bikin efef yang panjang.
kalo ada yang mau request efef boleh kok silahkan. dengan senang hati kalo pas lagi longgar segera dibuatin & diposting.

Yasudah, selamat malam ya
.
.
Byeee
.
.
Kapan-kapan Main Lagi yaaa.....
.
.


6 komentar:

  1. Aaaaaaaa~ Aku sukaaaaa~
    Keren Wid. Ceritanya mengalir banget pas awal-awal. Jadi berasa baca true story gitu. Alurnya juga pas. Dan endingnya manis. :)
    Yaaa, meski agak ngarep ada scene Taka nangis. Wkwkwkwk.
    Tapi gapapa. Ini udah bagus. Ada typo dikit tapi gak terlalu mengganggu. Dan aku ngefave deh. Wkwkwk
    Btw, makasih banyak yaaaaaaaa~ #cipok Hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahaha syukur deh kalo suka,
      sempet dag dig dug ser kalo hasilnya kurang bagus di kamu.
      Taka nangis?
      wkwkwkwkwkwk. tiap nyanyi Nobody's Home juga nangis.
      wah yang ini di fave juga? makasih loh makasih banget....
      sama-sama ya... aku juga makasih udah dikasih ide
      #kecupbalik wkwkwkwkwk

      Hapus
    2. Seriusan? Bang Taka suka nangis kalo nyanyi Nobody's Home mbbaa?
      (eh, aku manggilnya mba atau teteh ya bingung, hehe)

      Kok bang Taka nya nangis sih? Kkk :D

      Hapus
    3. Hallo Lathifa, maaf baru bisa balas komenmu :D
      Salam kenal ya :)

      panggil apa aja terserah, panggil mbak atau panggil thor atau panggil nama juga boleh. hhehehe

      Iya, Taka emang suka nangis kalo lagi nyanyiin Nobody's Home waktu konser karena lagu itu menceritakan tentang keluarganya :D

      Hapus
  2. Kunjungan pertama, Thx for info :D

    BalasHapus

Feel free to comment... silahkan....