Sabtu, 08 Februari 2014

Fanfiction One Ok Rock ; Crazy Letter (Ending Story)







Crazy Letter
(Ending Story)
Author: Parasarimbi
  

Part Sebelumnya




  

Dengan penuh pertimbangan, Taka berpikir keras. Akan ia balas apa isi email tersebut. Taka bingung mencari kata-kata yang tepat untuk membalasnya. Berkali-kali ia menggaruk rambut keritingnya yang tidak gatal dan mengusap-usap tengkuknya yang ia rasakan agak merinding karena terkesima dengan isi email dari penggemarnya tersebut. Jujur ia akui kata-katanya sungguh sangat membuatnya senang. 

Laptop ia letakkan di tempat tidurnya. Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju kulkas dan mengambil gelas dan air putih dingin untuk ia minum seteguk dua teguk karena kerongkongannya terasa kering. Tak berapa lama ia kembali lagi di kamarnya dengan tangan kanan membawa gelas yang berisi air putih. Ia tak segera mengambil keputusan untuk segera membalas email dari seseorang yang mengaku penggemarnya itu. 

Berkali-kali ia mondar-mandir berjalan kesana kemari namun dengan mata yang terpaku pada layar laptopnya. Sembari mengusap dagunya yang berjenggot tipis ia masih berpikir keras mencari kata yang tepat untuk membalasnya. Rasa penasarannya benar-benar memuncak. Setelah memiliki kata-kata yang pas, dengan gugup ia mengetik dan menuliskan balasan email..

Hai..

Tak menunggu waktu lama balasan pun sampai.

Taka-kun, aku bahagia sekali kau mau membalas email dariku. Aku tak mengira bahwa kau akan membalasnya karena kupikir kau artis besar yang mungkin hampir tak punya jadwal untuk sekedar membalas email dari fans

Taka tersenyum dan membalasnya kembali.

Benarkah? Kau bahagia? Senang rasanya jika bisa membahagiakan penggemar. Isi emailmu membuat hatiku sangat tergelitik. Membuatku sangat penasaran.

Terkirim. 

Tak berapa lama balasan datang.

Oh jadi aku harus mengirim email berisi kata-kata pujian dan teka-teki untuk membuatmu membalas email penggemar? Baiklah kuikuti maumu. Hahahaha...

Sambil meminum air putih untuk menghilangkan rasa gugup, Taka membaca email tersebut dan tergelak hingga sebagian air yang masih ada dimulutnya menyembur keluar. Ia meletakkan kembali gelas yang masih berisi air putih yang tinggal setengah.

Hahahahaha... aku tak bisa berkata apa-apa. Aku hanya ingin tertawa.

Terkirim.

Kau tertawa? Ah aku jadi gemas ingin melihatmu tertawa lagi seperti dulu. Tertawa puas saat mengerjai Tomoya. Walaupun kau sedikit usil, namun aku tahu kau itu sebenarnya baik.

Betapa tak bisa tergambarkan hati Taka saat ini yang sedang dipuji setinggi gunung oleh penggemarnya. Ia seakan tersedot magnet yang begitu kuat dari fansnya tersebut dan rasa penasarannya tentang si pengirim email makin besar.. 

Tak terasa dari obrolan-obrolan yang tertulis di email berujung pada keinginan Taka untuk bertemu dengan si penggemar misterius ini. Beberapa kali ia membujuk si penggemar misterius ini untuk bertemu, namun ternyata tak mudah begitu saja. Dengan sebanyak-banyaknya Taka mengajak bertemu, sebanyak itu pula sang penggemar misterius itu menolak. 

Tapi bukan Taka namanya jika ia menyerah begitu saja. Ia laki-laki jantan. Dan laki-laki jantan itu harus bisa menaklukkan seseorang yang tadinya bersikeras mengatakan A bisa mengubahnya mengatakan B.

Strategi Taka berhasil. Akhirnya si penggemar mau untuk saling bertemu. Taka memang lelaki jantan.

Tapi.. aku sangat malu. Aku tidak cantik seperti wanita-wanita diluar sana. Aku takut jika kau nanti akan jijik kepadaku dan tak mau melihatku... atau.. atau yang paling kutakutkan adalah kau nanti akan membenciku...

Taka mengerutkan kening. Menerima balasan email yang penuh kekhawatiran. Jari-jarinya menari lincah diatas keyboard laptopnya.

~Kekekeke , kau berpikir terlalu jauh. Aku tidak pernah berpikir seperti yang kau takutkan. Sudahlah tak perlu khawatir akan hal itu. Mari kita bertemu.

Terkirim.

Salah satu sudut bibir Taka tertarik keatas. Seulas senyum menghiasi wajahnya yang putih bersih. Ia membayangkan bagaimana lucunya tingkah polah penggemar misteriusnya ini bila nanti mereka bertemu. Walaupun ia sama sekali tak ingat dengan seseorang yang mengiriminya email, sepertinya Taka mulai tertarik dengan sang pengirim email tersebut. 
Taka membayangkan penggemarnya ini pastilah gadis yang sangat lucu dan berbeda dari yang lainnya. Tangannya menopang dagu dengan wajah yang tak mau lepas dari monitor laptopnya. Ia berharap cemas menanti balasan dari penggemarnya.

Baiklah. Terimakasih atas kebaikanmu. Aku memang tidak salah memilihmu sebagai idolaku. Bisakah kita bertemu di tempat yang kutentukan saja? Jika kau bersedia, akan kuberitahu alamatnya..

Taka tertawa puas. Seketika ia balas cepat.

Terserah kau saja, aku pasti datang.

Balasan dari sang penggemar pun tak kalah cepat datangnya. Sebuah tempat di pinggiran kota Tokyo ia sebut di dalam isi teks email tersebut. Taka mengetahui tempat itu dan setuju untuk datang di waktu yang telah disepakati.

~~~~~

Jadwal latihan One Ok Rock libur untuk hari ini. Tak ada aktifitas apapun, dan para member One Ok Rock bebas pergi kemanapun sesuka hati. Tak terkecuali dengan Taka yang sudah rapi dengan celana jeans, hoodie yang dibalut dengan blazer diluarnya dan topi rajut yang menambah nuansa cool ada dalam dirinya. Dengan wangi parfum yang semerbak ia berjalan mantap menuju stasiun kereta. Tak lupa ia mengenakan masker untuk menutupi wajahnya untuk keamanan dirinya sendiri.

Beberapa jam menaiki kereta, akhirnya stasiun tujuan sudah ditapakinya. Hati Taka berdebar dan lututnya gemetar. Ia merasa nervous seperti hendak menemui kekasih hati. Nyatanya yang akan ia temui bukan kekasihnya dan hanya penggemar berat yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Namun entah mengapa jantung Taka berdebar sangat kencang.

Setelah keluar dari stasiun kereta, Taka masih harus menaiki bus untuk menuju tempat yang akan disambanginya. Beberapa kilometer lagi dan tempat itu akan segera dijamahnya. Di dalam perjalanan ia hanya tersenyum sendiri membayangkan akan seperti apa pertemuan mereka nanti. Hingga tak terasa lamunan Taka buyar karena bus berhenti di halte tujuan Taka turun.

“Aah... kenapa lututku gemetaran begini?” Ujar Taka sambil menepuk-nepuk lututnya bergantian dengan badan agak membungkuk seusai turun dari bus.

Tubuhnya menegak kembali dan berjalan dengan gagah memasuki sebuah cafe kecil di seberang jalan. Masker masih ia kenakan di wajahnya saat ia memasuki cafe itu dan duduk di salah satu tempat yang mempunyai view yang bagus. Seorang pramusaji menghampirinya dan memberinya daftar menu. Taka memesan kopi hangat. Setelah pramusaji berlalu, Taka mengambil handphonenya dan melihat jam yang baru ia sadari ia datang lebih awal dari waktu yang disepakati. Penggemar misteriusnya mungkin belum datang. 

Untuk menghindari kebosanan, Taka melihat sekeliling. Hiruk pikuk jalan di luar kafe sangat ramai walaupun wilayah ini berada di pinggiran Kota Tokyo. Banyak pejalan kaki yang telihat sibuk berjalan dengan langkah cepat dan panjangnya. Pramusaji menginterupsi kegiatannya, kopi hangat yang ia pesan sudah berada di meja. Tak lupa Taka mengucapkan terimakasih pada pramusaji itu.

Kopi yang ia pesan sama sekali belum ingin ia sentuh. Taka sama sekali tak berminat untuk meminumnya. Bukan.. Bukan ia tak suka. Tapi karena kegugupannya itulah yang membuatnya tidak ingin menyentuhnya. Dan satu lagi, Taka juga tak berminat untuk melepas masker yang masih menutupi wajahnya. Ia seolah dilanda penasaran yang teramat sangat karena penggemarnya tersebut. Rambut keriting yang ia sembunyikan dibalik topi rajutnya itu juga membuat penyamaran Taka menjadi tak dikenali siapapun. Taka ingin memberikan kejutan untuk penggemar misteriusnya.

Tiba-tiba Ponsel Taka yang berada di saku blazernya bergetar, ada email masuk dari si penggemar yang mengatakan bahwa kedatangannya akan sedikit terlambat karena suatu hal. Taka mengerti akan hal itu dan mengatakan ia sendiri belum datang karena tertinggal kereta, padahal Taka berbohong tentang hal itu. Ia berbohong karena ingin memberikan sedikit kejutan untuk penggemarnya tersebut. Tak berapa lama, Taka tenggelam dalam keasyikan dengan ponselnya untuk saling membalas pesan dari sang penggemar hingga si penggemar datang.

Namun, hingga waktu yang sudah ditentukan terlewat sekitar lebih dari setengah jam. Taka baru menyadari satu hal. Seseorang yang berada agak jauh di ujung dari tempatnya duduk yang terlihat sedang menikmati tiramissu. Ia juga begitu asyik dengan ponselnya dan terlebih lagi, ponsel seseorang itu berbunyi tiap Taka mengirimkan pesan emailnya ke alamat email penggemarnya tersebut.

Taka mencoba mengirimkan pesan lagi dan benar saja, ponsel seseorang yang berada di ujung sana selalu berbunyi. Dan pandangan seseorang itu selalu terfokus pada pintu masuk kafe selain fokus pada layar ponselnya. Kecurigaan Taka semakin besar. Hingga akhirnya Taka menuliskan sebuah pesan lagi.

Apa kau sudah sampai? Aku masih harus naik bus lagi agar segera sampai.  Ah aku ingin tahu makanan apa yang paling enak disana? Dan apa makanan favoritmu?

Berbunyi lagi.

Aku masih didalam kereta, mungkin setengah jam lagi sampai. Maafkan aku Taka-kun aku benar-benar tak berguna jika terlambat seperti ini. Tirramissu! Ya makanan terenak disana adalah tirramissu dan aku sangat menyukai tirramissu.

Tiba-tiba hati Taka berubah menjadi buncah amarah. Kecurigaanya semakin terbukti. Taka merasa dirinya dipermainkan oleh penggemarnya tersebut. Perlahan ia menuju meja kasir dan memesan sepotong tirramissu. Setelah piring kecil berisi potongan tirramissu yang terlihat sangat sedap itu berada ditangannya, Taka berjalan menghampiri seseorang yang ia curigai tersebut. Kemudian Taka menyapa,

“Sepotong tirramissu. Makanan Favorit” Ujar Taka dingin.

Orang  yang Taka sapa terlihat menegang seolah kaku tak bergerak. Mungkin sangat terkejut dan tak berani menolah dan menatap ke arah Taka. Sepertinya Taka memang berhasil memberikan kejutan dan membuat  seseorang yang ia duga penggemarnya itu terkejut. 

Tanpa banyak pertimbangan, Taka segera meninggalkan tempat tersebut tanpa mengucapkan beberapa patah kata. Sementara seseorang yang terduga penggemar misterius itu hanya bisa menatap punggung Taka dengan wajah yang masih diliputi keterkejutan dan kekhawatiran serta rasa malu yang luar biasa.

Sepanjang  perjalanan, Taka benar-benar tak habis pikir dengan tingkah konyolnya selama ini hanya karena seorang fans  yang bertingkah gila. Ia merasa marah pada dirinya sendiri. Ia merasa dibodohi dan sisi kejantanannya seakan tercoreng. 

Ponsel Taka bergetar.

Maaf....
.
.
.
Kau tidak membalas. Sudah kuduga dari awal kau pasti akan membenciku.
.
.
.
Seharusnya kita memang tidak bertemu. Jujur aku sangat kecewa akan hal ini dan aku tahu pasti kau juga kecewa.
.
.
.
Taka-kun maafkan aku. Tolonglah balas emailku sekali saja.
.
.
.
.
.
Email masuk bertubi-tubi dari Si penggemar. Tak ia gubris pesan tersebut dan ia hapus. Taka tak mau berlama-lama menyimpan pesan tersebut di ponselnya. Ia buang semua pesan email dari si penggemar yang masih tersisa di memori ponselnya

“Jadi itu memang benar kau...?” Gumam Taka seorang diri.
       
Di kereta terakhir menuju arah stasiun tempat tinggalnya ,Taka bersumpah tak akan menceritakan hal ini kepada siapapun walaupun pada rekannya sesama personel One Ok Rock. Taka juga bersumpah tak akan mengingat lagi dan menganggap kejadian ini tak pernah ada.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

20 menit lagi One Ok Rock akan tampil di sebuah konser musik besar bersama band-band rock Jepang ternama lainnya. Di panggung yang besar dan megah ini, One Ok Rock mendapat giliran tampil setelah band Maximum The Hormone . Antusias penonton sangat luar biasa. Terbukti dengan riuhnya suara penonton yang memanggil-manggil One Ok Rock untuk segera menampilkan performa terbaiknya di panggung. 

Toru, Ryota dan Tomoya terlihat sedang melakukan pemanasan kecil di depan pintu ruang ‘Member Room’  sembari menunggu Taka masih di dalam ruang untuk membenahi kostumnya. 

Banyak sekali Kru laki-laki maupun wanita yang diterjunkan untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Tak terhitung berapa jumlahnya para kru yang mondar-mandir di depan mereka dan sibuk berbicara dengan rekan kru yang lain menggunakan walky talky. Sungguh pemandangan yang sudah seperti santapan sehari-hari bagi para personel One Ok Rock.

Salah seorang Kru memberitahu pada Toru bahwa 10 menit lagi mereka harus segera naik panggung dan Toru yang sebagai leader dari One Ok Rock pun langsung tanggap dan mengetuk pintu ruang tunggu agar Taka cepat keluar.

“Yo.. Taka. 10 Menit lagi kita harus tampil. Bergegaslah!”

“.......”

Tak ada jawaban dari Taka, namun beberapa menit kemudian barulah Taka keluar dengan kostum yang menambah karismanya sebagai vokalis semakin terpancar.

“Hai’.... Aku sudah diluar”

Taka mengikuti rekan-rekannya untuk melakukan stretching yang ringan agar nanti sewaktu tampil dengan melompat maupun berlari otot-ototnya tidak mengalami ketegangan atau kram. Hingga akhirnya salah seorang kru menghampiri mereka dan mengingatkan...

“One Ok Rock 10 menit lagi. Akan kuantar kalian menuju panggung.”

“Hai’....” Member One Ok Rock menjawab serempak.

Setelahnya mereka berjalan beriringan mengikuti Kru yang mengantar mereka menuju panggung. Baru setengah perjalanan tiba-tiba ada seseorang yang membuat hati Taka mencelos. Tiba-tiba tubuhnya gemetar. Ia seperti melihat hantu, namun bukan hantu yang ia lihat.

Taka berpapasan dengan seseorang yang memiliki wajah yang pernah ia temui dulu. Seseorang yang pernah mengiriminya email hingga membuat Taka tersipu malu.  Seseorang yang pernah membuat Taka dihinggapi rasa penasaran yang luar biasa.  Seseorang yang pernah membuat hati Taka berdebar ingin segera bertemu dengan penggemar misteriusnya tersebut. 

Namun itu dulu.

Taka ingat betul wajah ini. Wajah yang membuatnya marah dan hampir jijik pada dirinya sendiri. Wajah yang membuat dirinya merasa seperti orang sakit jiwa. Taka benar-benar tak menyangka akan bertemu kembali dengan wajah ini. Ia menyayangkan kenapa harus bertemu kembali dengan orang yang tidak ingin ia temui selama-lamanya setelah peristiwa di kafe beberapa bulan yang lalu.

Taka berjalan dengan mata lurus kedepan walaupun sudut matanya masih menangkap gerakan seseorang yang sebenarnya tidak ingin ia lihat itu. Meskipun begitu, ketika jarak Taka dan seseorang itu hampir dekat, mereka masih sempat beradu tatap dan diakhiri dengan aksi Taka membuang muka ke lain arah. 

Kita bertemu muka lagi...


Hanya menatap tanpa bahasa... tanpa isyarat...


Memendam tanya, masihkah ku didalam mimpimu....?


Setelahnya Taka berjalan dengan mantap ke arah panggung dan ia tak menoleh lagi kebelakang. Tak berapa lama kemudian terdengarlah suaranya  dengan semangat membara yang disambut keriuhan penonton konser yang padat disusul dengan suara drum, gitar dan bass yang berpadu menjadi lagu-lagu yang biasa dinyanyikan One Ok Rock.

~~~~~

Konser berakhir sukses.

Para personel One Ok Rock beristirahat untuk mengembalikan tenaga yang sudah terkuras setelah tampil habis-habisan. Toru tengah mengompres leher bagian belakangnya, begitu pula Ryota dan Tomoya yang sedang telentang di sofa ruang ‘Member Room’.

Berbeda dengan Taka, ia tampak sibuk dengan ponselnya. Berkali-kali menimang-nimang ponselnya, sejenak kemudian terlihat berpikir. 
 Selang beberapa saat jemari Taka sudah lincah menekan tombol di ponselnya dan dari gesturnya memang sedang terlihat mengetik email balasan. Benar, Taka memang membalas email balasan untuk seseorang yang pernah mengiriminya email yang berisi rasa kekagumannya pada dirinya waktu itu.

Maaf mengabaikanmu tadi dan maaf atas kejadian di kafe beberapa waktu yang lalu.
Ternyata aku sudah ingat siapa dirimu. Kau adalah salah satu kru yang bertugas di konser Summer Sonic tahun lalu. Kau benar  kita memang sempat berbicara dan bercanda sangat akrab setelah selesai rehearsal. Tapi aku sangat tak menyangka jika kau...

Selamat Tinggal.

Semoga kau bisa mengerti. Karena kita BUKAN LAWAN JENIS.

Taka menghela napas menutup flip ponselnya kemudian mengompres lehernya dengan es.
.
.
.
The End

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Syahahahahahaha.... ada yang nyangka ga endingnya kayak gini? Gimana Cheza endingnya? Wkwkwkwkwk.
Bener-bener susah nyari inspirasi buat efef ini kemaren. Pas bikin efef ini malah terinsipirasi pas dengerin lagu nya Efek Rumah Kaca yang judulnya ‘Bukan Lawan Jenis ‘ yang liriknya menceritakan tentang Penyuka Sesama Jenis / Homoseksual / Kelainan Seksual. Dan penggalan liriknya saya sertain dikit didalam efef ini.
Dan inspirasi nya juga karena banyak cowok yang ngefans banget sama Taka, tapi ngefansnya ya ngefans wajar lah ga kayak penggemar cowok yang di efef ini. Dan paling keingatan sama mas-mas yang pake anduk merah diiketin di kepala pas nonton konser One Ok Rock di Jakarta tahun lalu yang selalu bilang “Baru kali ini aku suka sama cowok”
wahahahahahaha.... Piss ya mas.
Next project.. melanjutkan kolaborasi efef sama Cheza dan nglanjutin chapter 6 A Pathetic Girl with a Stubborn Boy.
.
.
Selamat Malam...
.
.
Kapan-kapan Main Lagi ya....
.
 



10 komentar:

  1. MBAAAAAAAAAAAAA... KOPLAK BANGEEEEETTT!!! SUMPEH GUE NGAKAK PARAH. WKWKWKWKWKWKWK #capsjebol #gaknyante

    Tau gak, aku baca ini pas banget baru bangun tidur. Gile, gak ketebak sama sekali meski udah rada curiga. Haha. Kirain mau pake Minami lagi. Wkwkwkwkwk

    Hahahaha. Gak kebayang tampangnya Taka. Seriusan... Ini humornya dapet banget. Endingnya maknyos... Wkwkwkwkwkwkwk

    salam pelukecuphangat

    cheza

    BalasHapus
    Balasan
    1. WAKAKAKAKAKAKAAKKAAKA.....
      emang beneran koplak banget ya ???

      ah anak prawan jam segini baru bangun tidur, hahahaha
      ehmasa sih ga ketebak?.wah seneng deh akhirnya kena troll. wkwkwkwkwkwk

      bentar deh bentar, humornya darimana? prasaan ga ada humornya deh dek. wkwkwkwkwk
      tapi bener deh, komennya menyegarkan sekali... seriusan. hahaha

      Hapus
    2. Iya koplak soalnya aku sambil ngebayangin tampangnya Taka. Uwanjirrrr... Itu kocak banget tampangnya. Dirimu emang gk ketawa pas bikin atau pas baca lagi? Haha.

      Iya. Ngantuk banget. Untung lagi gak sholat. :)
      Sukses deh udah ngetroll aku banget. Wkwkwk. Masih pengen ketawa...

      Ya humornya ada mba. Coba baca lagi mba... Mba pasti ketawa. #pedebangetini

      Oh ya, komenku menyegarkan? Astaga. Jadi tersanjung. Wkwkwkwkwkwkwk

      cheza

      Hapus
    3. Jiahahahaha, aku juga ngebayangin sih tampang Taka kek gimana. Tapi ga bisa.terus. gagal. hahaha
      Aku sama sekali ga ketawa loh.. heran juga aku nih. wkwkwkwk

      oh pantesan lagi PMS, kirain keterusan tidur trus nglewatin waktu Sholat, hehehehe.

      masih brasa seneng aja ternyata bisa ngtroll.hehehe
      aku beneran ga tau letak humornya dimana. wkwkwkwk
      iya seger banget, kayak escendol dimusim hujan. hahahaha

      Hapus
    4. Wkwk. Tumbenan gak bisa ngebayangin mastak. Haha

      Ho'oh. Lagi dapet... :D

      Wkwkwk. Sukses sukses *tebarbunga* LOL
      Haha. Jadi pengen es cendol gue. LOL

      Hapus
    5. weitsss tunggu dulu, maen kabur aja.
      kasi tau dong humornya dimana? aku ga nangkep humornya soalnya.
      hahahahahaha

      Hapus
  2. Buset mba, haha. Gilee abiiss.
    Kalo nih ff bener-bener kejadian di dunia nyata, wah aku gak bisa bayangin muka si taka kaya gimana.
    Hahahaha.

    Karena Taka, Bukan Lawan Jenisnya =D Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, Taka disenengin sama homo.
      ngakak yukkk... hahahahahahahahahahaha

      Hapus
  3. hahaha pntasan ajj taka marah, ternaytaa itu cowo bukan cwe... aku sempet kesel knpa taka marah waktu itu ternyata alsannya adlah dia COWOK wkwkwkwk... good ne ff nya bgus kok

    BalasHapus

Feel free to comment... silahkan....